SINAR - Tepat tanggal 22 Oktober 1945 atau 78 tahun yang lalu, Resolusi Jihad dibacakan oleh KH. Hasyim Ashari yang sekaligus adalah Ketua Nadhatul Ulama (NU) di Surabaya.Dengan berdasar pada semboyan Hubbul wathon minal iman (Cinta tanah air sebagian dari iman). Resolusi inilah yang semakin membuat perlawanan para santri di seluruh wilayah Indonesia menjadi semakin hebat. Bahkan peristiwa pertempuran besar yang terjadi di Surabaya pada 10 November 1945 merupakan salah satu pertempuran yang dilakukan oleh gabungna para santri dari berbagai daerah se-Indonesia.
Peristiwa sejarah adanya Resolusi Jihad ini yang akhirnya ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada 2015 menjadikan tanggal 22 Oktober 2023 menjadi Hari Santri Nasional. Selain sebagai penghargaan atas jasa KH. Hasyim Ashari serta para ulama dan semua santri, ditetapkannya hari santri juga diharapkan akan bisa menjadi pengingat agar kiprah santri semakin besar dalam mengisi pembangunan negara setelah bangsa Indonesia lepas dari penjajahan.
Pada tanggal 22 Oktober 2023, bertempat di Surabaya dilakukan apel Hari Santri yang dipimpin langsung oleh Presiden RI Joko Widodo serta komandan apel adalah Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas. Hadir dalam apel tersebut para menteri kabinet, pimpinan TNI & Polri, Gubernur Jawa Timur dan jajarannya, Pengurus Besar Nahdatul Ulama, serta para pimpinan pondok pesantren berikut para santrinya.
Dalam kesempatan tersebut Presiden menyampaikan bahwa santri pilar kekuatan bangsa, pondasi kekokohan bangsa, sudah terbukti sejak zaman perjuangan. Jumlah pesantren yang sangat banyak sekitar 36 ribu menjadi kekuatan besar penentu masa depan bangsa, penentu lompatan kemajuan bangsa, dan penentu keberhasilan mencapai cita-cita. Oleh karenanya Presiden juga berpesan agar Semangat Hari Santri harus terus dijaga sesuai konteks kondisi saat ini.
Apel Hari Santri tahun 2023 dilakukan secara serentak di seluruh wilayah se-Indonesia dan seluruh satuan kerja (satker) yang ada. Dalam apel ini dibacakan Resolusi Jihad oleh KH. Yahya Staquf Qoumas, sedangkan amanat apel diisi dengan menyimak secara live (langsung) pada amanat yang disampaikan oleh Presiden melalui live streaming (siaran langsung). Apel ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH. Miftachul Ahyar. (Tris/Humas) Foto : ekslusif HDI
Workshop UI-Green Metrics, WR III UIN Surakarta : Integrasi Agama Dan Isu Lingkungan
5 hari yang lalu - Umum