Loading...

Jangan Dulu Menyerah, Dari Sinilah Kita Mencetak Sejarah, Inilah Pesan-Pesan Kepada Para Wisudawan/ti FAB Kali Ini

Diterbitkan pada
18 Juli 2024 00:00 WIB

Baca

SINAR- Selain mencetak kenangan sebagai sejarah, berikut pesan Wakil Rektor III, Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama, Dr. H. Abdullah Faishol, M,Hum:

"Ilmu itu seperti garam. Maka jadikanlah ilmu yang telah didapatkan di Fakultas Adab dan Bahasa ini, seperti garam, dimanapun kalian hadir, maka kalian akan menjadi penambah rasa. Bila akan bekerja, kerjalah yang halal, karena pada gelar kalian tertempel identitas UIN Raden Mas (RM) Said Surakarta," ujar beliau dalam sambutannya. 

Selamat, 302 mahasiswa FAB yang telah resmi menjadi wisudawan/ti ke-56 tahun 2024
Para Dosen dan Tendik mengucap selamat kepada seluruh wisuda, semoga sukses dan bermanfaat

Para Dosen dan Tendik serta Alumni FAB menggelar acara dengan tema " Jangan Dulu Menyerah, Karena Dari Sinilah Kita Mencetak Sejarah", Kamis, (18 Juli 2024)/ Hotel Multazam, Kartasura. Selain 302 lulusan FAB kali ini, yang lebih membanggakan  lagi adalah (76%) atau 250 wisudawan berpredikat cumlaude. Dalam acara tersebut, tidak lupa WR III mewakili juga memohon maaf karena mewakili Rektor UIN Raden Mas Said. KH. Dr. Abd. Faishol terlebih juga menekankan pentingnya uantuk beragama. Pesan beliau tentang akhlakdalam kehidupan adalah, "Seperti halnya sebatang padi yang berisi, semakin berilmu, semakin merunduk. Ilmu yang baik harusnya diimbangi dengan akhlak yang baik", ucapnya. Tetaplah menjadi orang baik dengan ilmu dan akhlak", imbuhnya. Tidak lupa, Wakil Rektor III juga mengingatkan pentingnya perencanaan masa depan serta mendorong para lulusan yang ingin berwirausaha untuk berwirausaha dengan mengikuti kaidah-kaidah Islam yang baik dan moderat.

Di kesempatan selanjutnya, Prof. Dr. Imam Makruf, M.Pd meninggalkan pesan sebagai seorang Dekan. Dirinya menyatakan bahwa hari ini adalah momen bersejarah bagi para wisudawan. "Sebentar lagi kita akan berpisah, namun mungkin ada yang akan kembali untuk melanjutkan studi di Pascasarjana di sini atau untuk menghadiri acara lainnya. Namun itu masih akan sangat lama. Yang tetap jadi fakta adalah kalian sudah menjadi alumni Fakultas Adab dan Bahasa, Universitas Surakarta," ujarnya. Melanjutkan dari pesan Wakil Rektor III, beliau juga menekankan pentingnya memiliki perencanaan masa depan yang matang. "Mulai hari ini, lakukan perencanaan masa depan yang lebih baik. Ada perencanaan strategis, taktis, dan operasional yang harus kalian pertimbangkan. Perencanaan keseharian akan menentukan tercapainya perencanaan strategis kalian," tambahnya.

Menurutnya sebagai seorang sarjana, berarti telah mencapai satu tingkat lebih tinggi dari lulusan sekolah menengah. Mereka adalah orang-orang pilihan dengan kelebihan akademik dan kompetensi tambahan, dan telah mampu menaklukkan kesulitan – kesulitan selama berproses untuk meraih gelar sarjana. Gelar sarjana yang telah diperoleh menjadi tambahan di nama dan kemampuan yang diasah telah dicatat dalam Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).

Beliau berpesan untuk terus menerus melakukan perencanaan masa depan yang lebih matang dibanding ketika masih menjadi Mahasiswa. Menurutnya terdapat tiga jenis perencanaan yang harus dilakukan; perencanaan strategis, perencanaan taktis, dan yang paling utama juga perencanaan operasional. Perencanaan operasional ini adalah sikap hidup manusia sehari – hari untuk mencapai cita – citanya.

Beliau memberikan tips dalam merencanakan masa depan tersebut. Beliau menyebutnya sebagai perencanaan SMART yang merujuk pada:

  • Spesifik – dalam menentukan cita – cita harus jelas ingin menjadi apa dan tidak mengambang. Karena bila tidak jelas cita-citanya, tidak jelas juga langkahnya.
  • Measureable (terukur) – Rencana yang diinginkan harus bisa diukur. Walau semua orang boleh bermimpi setinggi apapun, tapi tetap menyadari kemampuan diri lebih penting.
  • Achieveable (rasional dan mampu dicapai).
  • Realistis, yang berarti relevan dengan keilmuan yang saat ini dimiliki atau sesuai dengan minat bidangnya.
  • Time (waktu), seseorang harus memiliki rencana waktu untuk menggapainya.
Dekan FAB, Prof. Dr. Imam Makruf, M.Pd., sedangan memberikan pesan pada para wisudawan/ti ke-56

Tapi dari kesemuanya, beliau berpesan untuk alumni selalu dekat dengan Allah SWT, karena semua mimpi dan rencana tanpa ridho-Nya tak akan berarti. Jangan pernah berprasangka buruk terhadap pekerjaan yang akan dihadapi, karena semua merupakan proses. Tak akan pernah ada yang menduga seseorang akan mendapat apa dengan jalan bagaimana. “Pasrah atas takdir kepada Allah, tapi jangan pernah berhenti berusaha,” tutup beliau. (Nug/ Humas) Foto: Gie