Loading...

UKM Sentra UIN Surakarta Aktif Ikuti Solo Menari 2025

Diterbitkan pada
29 April 2025 16:54 WIB

Baca

UIN SURAKARTA - Setiap tanggal 29 April diperingati sebagai Hari Tari Sedunia, tak terkecuali di kota Solo. Mengangkat tema berbeda setiap tahun, tahun 2025 ini mengangkat tema "Daun Menari" yang memiliki makna untuk mengajak masyarakat melalui tari agar lebih peduli terhadap alam dan lingkungannya. Bertajuk Solo Menari, program ini berupa kegiatan festival selama sehari.

Festival menari yang diselenggarakan di Ngarsopuro Kota Solo ini diikuti oleh berbagai grup tari dari berbagai daerah se-Indonesia serta masyarakat umum dari Solo dan sekitarnya. Beberapa tokoh penting seperti KGPAA Mangkunagoro X dan Walikota Surakarta tampak hadir menyaksikan secara langsung gelaran festival ini. Rangkaian kegiatan yang berlangsung sejak pagi ini jam 6 hingga jam 10 malam di beberapa lokasi di Kota Solo, seperti Taman Balekambang, Pendhapi Gede Sala Balaikota Solo, Pasar Festival, dan berpusat di jalan Koridor Ngarsopuro Solo. Setidaknya ada sekitar 600 orang penari yang menari sambil membawa daun sesuai dengan tema kegiatan kali ini. 

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Alumni dan Kerjasama Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta (UIN Surakarta), Dr. Abdullah Faisol menyatakan bahwa tampilnya UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Sentra dalam festival Solo Menari ini bukan kali pertama, "Menurut catatan kami, selama beberapa tahun terakhir ini UKM Sentra kita selalu aktif mengikuti kegiatan ini." WR III yang lebihi dikenal dengan panggilan Abah Faisol ini menambahkan bahwa keikutsertaan UIN Surakarta dalam acara semacam ini sesuai dan selaras dengan Program Glokalisasi yang merupakan program besar kampus di bilangan Pucangan Kartasura ini. "Keikutsertaan UIN Surakarta dalam perayaan Hari Tari Sedunia ini adalah bagian dari melokalkan yang global dan mengglobalkan yang lokal." Menurut Abah Faisol, kegiatan semacam ini penting diselenggarakan karena bagian dari menumbuhkan rasa cinta pada seni asli Indonesia dan bagian dari pengembangan pariwisata khususnya di Solo dan secara nasional pada umumnya. "Dari beberapa referensi yang kita dapat, kegiatan semacam ini menguatkan predikat Solo sebagai Kota Kreatif di bidang Craft and Folk Art yang diberikan oleh UNESCO" tutupnya. (Tris/Humas) Foto : Angga/YY/YA