Loading...

Tiba-tiba ke luar negeri?? WOW!! Kuliah di UIN Surakarta, KKNnya ke Thailand

Diterbitkan pada
2 Agustus 2024 00:00 WIB

Baca

SINAR- “Ini beneran KKN di Thailand? Nanti kalo ga betah disana gimana ya?”, itu adalah salah satu overthinking saya selama menyiapkan berkas-berkas untuk berangkat KKN di Thailand. Yups, Thailand, kalian ga salah baca kokk. So, how i could join this activity? Okay, jadi aku Vioni Putri Ismida dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris yang terpilih menjadi salah satu peserta KKN Internasional Goes To Thailand yang diadain oleh LP2M kampus kita. I got this information from my senior in mahd, dan beberapa orang juga bilang mendukung untuk aku coba aja kesempatan ini and finally i got it setelah siapin syarat-syarat yang dibutuhkan, nunggu untuk wawancara dan siapin semua keperluan yang dibutuhkan untuk berangkat KKN di Thailand.

Foto bersama: para peserta KKN UIN RM Said Surakarta berfoto bersama dengan para guru Darul Mujahideen Wittaya School

Long short story, we arrived in Thailand setelah 2 hari menempuh perjalanan dari Solo ke Songkhla. Kita dibagi jadi 2 kelompok dan di provinsi yang berbeda, 2 orang ditempatkan di kota Padang Besa di Provinsi Yala, dan 5 orang ditempatkan di kota Yala di Provinsi Yala. Aku dan Tsania dapat di Padang Besa dan kita melakukan kegiatan KKN kita di salah satu sekolah islam di sana yaitu Darul Mujahideen Wittaya School. Tapi kita ga sendirian, ternyata kita di Darul Mujahideen ini bareng sama 2 orang dari UIN Mataram, panggil aja mereka Mila dan Fitri..

Hari pertama sekolah, semua murid di sana sangat excited dengan kedatangan kita, tak sedikit dari mereka yang mulai menyapa kita seperti “good morning teacher” atau “assalamu’alaikum teacher”. Selama kita jalan menyusuri koridor sekolah, mereka mengikuti kita dengan tawa dan senyum di wajah mereka dan ingin segera berkenalan dengan kita. Setelah beberapa kegiatan, akhirnya pihak sekolah membagi tugas kita selama KKN di sana. Aku dapat bagian mengajar Bahasa Inggris untuk semua kelas Matayom cewe dan cowo (kalo di Indonesia tuh SMP), dan ternyata, guru pamong yang bareng sama aku langsung memintaku untuk datang ke kelas bersama beliau dan menjelaskan setiap kelas yang beliau ampu. Oh iya hampir lupa, jadi tuh di sekolah ini, mayoritas guru dan siswa pakai Bahasa Thailand, namun ada beberapa orang yang bisa Bahasa Melayu dan sedikit yang bisa Bahasa Inggris.

  

Hari demi hari, kami berkenalan dengan banyak murid, dan tak sedikit dari mereka yang mengajari kami berbahasa Thailand, seperti berhitung atau mengucapkan kata-kata dasar dan dalam Bahasa Thailand. Namun, yang seperti kita tahu jika di sekolah ini mayoritas dari mereka menggunakan Bahasa Thailand only, jadi hal itu adalah salah satu tantangan terbesar bagi aku untuk mengajar di kelas. Beberapa siswa di Matayom, mereka ga bisa baca huruf alphabet sehingga mereka kesulitan dalam berkomunikasi ataupun memahami apa yang aku jelasin di kelas. Sehingga tak jarang aku pakai google translate saat semua siswa di kelas tidak memahami apa yang aku katakan. Meskipun mereka paham adanya perbedaan bahasa yang kita gunakan, tetap saja mereka mengajakku mengobrol dan bercanda saat selesai kelas.

Minggu ke-3 kita KKN di sana, ternyata sekolah udah nyiapin kegiatan untuk siswa Pratom kelas 4-6 (di Indonesia kita nyebutnya SD) yaitu Language Day, yang mana kegiatan ini untuk mengasah kemampuan berbahasa Melayu dan Inggris mereka. Language Day dilaksanakan dalam 2 hari karena kegiatan ini memisahkan antara siswa dan siswinya dan kegiatan ini juga full game yang dapat mereka lakukan dalam bentuk team sehingga bisa dikatakan jika kegiatan ini sebagai sarana hiburan sekaligus pembelajaran bagi siswa disana.

Tapi, ga afdhol rasanya jika ke Thailand tapi kita ga sempetin waktu untuk jalan-jalan keliling Thailand. Jadi ceritanya kita pingin pergi ke Hat Yai, kota terbesar ke-3 di Thailand yang terletak di Provinsi Songkhla dan jaraknya sekitar 50-60 km dari Padang Besa, ternyata guru yang selama ini take care of us selama di Thailand mau ngajak kita ke Hat Yai untuk jalan-jalan sekaligus beli oleh-oleh. We went to Hat Yai and Songkhla dan menghabiskan waktu untuk menikmati keindahan Thailand, seperti The Central Mosque of Songkhla, Samila Beach, Hat Yai municipal Park, Kimyong Market, Greenway night market dan Asean Night market. Kami juga mencoba beberapa makanan khas Thailand langsung seperti Thai tea, Kwetiau kuah dan goreng dengan bumbu khas mereka, Tomyum, Nasi Goreng Tomyum, bahkan kami mencoba bubur Thailand lesyang cara makannya itu dengan tumis kangkung dan telur asin dan makannya di malam hari.

Day by day passed so fast, sampai pada hari dimana kita harus berpamitan pada seluruh siswa dan guru yang sudah menemani kegiatan KKN kami di sana. Beberapa dari siswa yang saya ajar, mereka menangis sedih dan bilang “can you stay longer here?” dan hal itu juga membuat saya sedih harus meninggalkan mereka. Para guru yang humble dan selalu membuat guyonan di sela-sela makan siang, kami harus memberi salam perpisahan. Namun, dari perpisahan ini aku dapat melihat orang-orang baik dan sayang sama kami meskipun hanya dalam waktu 1 bulan di sana. Dari itu pula kami bisa menjalin hubungan baik serta belajar sesuatu dari mereka. Ada yang baru yang bisa kami pelajari, "khop khun khaaaa". (Nug/Humas) Foto: Vioni Putri