UIN SURAKARTA - Konsorsium Tasawuf dan Psikoterapi Indonesia (Kotaterapi) menggelar Konferensi Nasional VIII bertajuk “Menuju Indonesia Sehat Mental”. Acara ini diselenggarakan selama 3 hari, tepatnya Rabu - Jumat (21-23/8). Bertindak sebagai tuan rumah, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, gelaran konferensi ini diikuti oleh sejumlah 30 peserta yang mewakili Program Studi (Prodi) Tasawuf dan Psikoterapi (TP) dari kampus masing-masing.
Prodi Tasawuf dan Psikoterapi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta diwakili oleh Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog yang juga menjabat sebagai anggota Departemen Profesi, Sertifikasi, dan Izin Praktik Psikoterapi Sufistik. Acara dibuka pada Rabu (21/8), pukul 20.00 WIB.
Pada sesi pembukaan, sambutan awal disampaikan oleh Ketua Panitia, Agung Muhammad Iqbal, M.Ag. Sambutan selanjutnya disampaikan secara berurutan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Konsorsium Tasawuf dan Psikoterapi Indonesia, Drs. Raden Wijaya, M.Si., Ph.D., serta Rektor UIN Raden Intan Lampung yang diwakili oleh Wakil Rektor I, Prof. Dr. H. Alamsyah M.Ag. Setelah prosesi pembukaan selesai, acara dilanjutkan dengan diskusi pengantar mengenai profil lulusan dan body of knowledge Tasawuf dan Psikoterapi yang disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Kotaterapi, Drs. Raden Wijaya, M.Si., Ph.D. dan Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat Kotaterapi, Akhmad Hasan Saleh, S.Pd, M.P.I.
Kotaterapi menawarkan body of knowledge Tasawuf dan Psikoterapi yang merujuk pada empat varian, yaitu: tasawuf, psikologi, psikoterapi, dan tasawuf kontemporer. Pada kesempatan tersebut, Ahmad Saifuddin menyampaikan dua hal. Pertama, dalam menentukan profil lulusan dan struktur mata kuliah ada dua model. Model pertama, Kotaterapi merumuskan profil lulusan dan struktur mata kuliah secara umum sehingga Prodi Tasawuf dan Psikoterapi di setiap perguruan tinggi akan mudah menyesuaikan. Model kedua, Kotaterapi menyusun dan merumuskan profil lulusan dan juga jenis mata kuliah yang banyak, sedangkan Prodi Tasawuf dan Psikoterapi di setiap perguruan tinggi dapat memilih profil lulusan dan struktur kurikulum yang mendukung dan sesuai dengan distingsi setiap perguruan tinggi.
Kedua model tersebut menurut Ahmad Saifuddin, menjamin sebagian besar muatan kurikulum di setiap perguruan tinggi akan sama. Kedua, Ahmad Saifuddin kembali menyampaikan tentang body of knowledge Tasawuf dan Psikoterapi yang mengandung tiga bidang, yaitu: tasawuf sebagai inti dan dasar, kajian Psikologi, dan aspek medis. Oleh karena itu, diperlukan mata kuliah Psikologi dan medis guna mendukung pembumian tasawuf sebagai dasar pembelajaran di Tasawuf dan Psikoterapi, agar selanjutnya menjadi metode psikoterapi yang operasional, dan bukan untuk membawa Tasawuf dan Psikoterapi menjadi mirip program studi Psikologi secara umum.
Ahmad Saifuddin dalam paparannya juga menegaskan bahwa profil lulusan yang wajib ada dalam program studi Tasawuf dan Psikoterapi adalah Asisten Psikoterapis Sufistik. Penggunaan kata “asisten” ini berdasar bahwa Tasawuf dan Psikoterapi adalah Prodi Sarjana yang jika diukur dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), berada pada level 6 sehingga belum sampai pada level ahli. Sedangkan, frasa “psikoterapis sufistik” adalah bentuk konkret dari figur yang menerapkan penyembuhan dengan metode tasawuf. Maka dari itu, pada akhirnya profil lulusan Tasawuf dan Psikoterapi diputuskan berupa praktisi sufi healing (praktisi penyembuhan sufistik).
Kotaterapi memerintahkan profil lulusan praktisi sufi healing tersebut menjadi profil lulusan yang dianut oleh Tasawuf dan Psikoterapi di setiap perguruan tinggi. Adapun profil lulusan yang ada di Tasawuf dan Psikoterapi UIN Surakarta adalah Asisten Psikoterapis Sufistik. Asisten Psikoterapis Sufistik tersebut memiliki kesamaan tujuan dan tidak berbeda jauh dengan praktisi sufi healing. Dengan demikian, profil lulusan Asisten Psikoterapis Sufistik tetap relevan dengan penetapan profil lulusan dari Kotaterapi.
Meskipun profil lulusan yang dihasilkan hanya satu, Kotaterapi memberikan keleluasan kepada program studi Tasawuf dan Psikoterapi di setiap perguruan tinggi guna menambah profil lulusan lain, sepanjang sesuai dengan ciri khas dan tujuan didirikannya Tasawuf dan Psikoterapi. Misalkan, profil lulusan lainnya dari Tasawuf dan Psikoterapi UIN Surakarta adalah Asisten Penyehat Tradisional; Pembimbing Kerohanian; dan Pendidik di bidang akhlak dan tasawuf atau anak berkebutuhan khusus.
Konferensi terselenggara pada hari pertama dan selesai pada pukul 23.30 WIB, kemudian dilanjutkan Kamis (22/8) dengan sejumlah pembahasan mengenai tindak lanjut body of knowledge, Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), serta bidang kajian di dalam Tasawuf dan Psikoterapi. (Sumber Red & Foto: AS; Kontributor: RZB/Tim Media)
Pencak Silat UIN Surakarta, Tampil Di Tegal Championship II Tingkat Nasional
5 hari yang lalu - Umum