Loading...

Sambutan Rektor Pada Wisuda Sarjana, Magister Dan Doktor Ke-56 UIN Raden Mas Said Surakarta

Diterbitkan pada
17 Juli 2024 11:40 WIB

Baca

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada hari ini, kita dapat berkumpul dalam Wisuda ke-56 dengan penuh kebahagiaan. Wisuda itu “Bahagia” dan “Membahagiakan”. “Bahagia”, karena Kalian, para Wisudawan, adalah orang-orang yang telah menetas menjadi ayam, setelah mengalami pengeraman kawah candradimuka di UIN Raden Mas Said Surakarta, kampus yang sudah terakreditasi Unggul ini. Ingat, tidak semua telur yang mengalami pengeraman ini menetas menjadi ayam. Ada yang gagal, kemudian menjadi telur busuk. “Membahagiakan”, karena di belakang Kalian, ada orang tua, para saudara, serta sanak- famili yang juga tersenyum bahagia menyaksikan kebahagiaan Kalian diwisuda hari ini. Untuk itu, tak ada kata yang indah untuk diutarakan oleh Kalian para Wisudawan, di acara “Bahagia” dan “Membahagiakan” ini, selain rasa syukur kehadirat Allah SWT, dan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada orang-orang yang telah membuat Kalian “Bahagia”.

 

Saudara-saudara yang berbahagia!

Tema wisuda kali ini adalah "Penguatan Literasi Digital menuju Indonesia Emas 2045”. Pada momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2021, Bapak Presiden Joko Widodo telah meluncurkan Program Literasi Digital Nasional. Program ini merupakan bagian dari upaya percepatan transformasi digital, khususnya terkait pengembangan sumber daya manusia digital (setkab.go.id., 20 Mei 2021). Masa depan Indonesia Emas ada di tangan kalian, sekitar enam tahun kemudian. Menurut catatan Kominfo.go.id., Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus demografi beberapa tahun ke depan, diperkirakan pada tahun 2030 hingga 2040 mendatang. Bonus demografi yang dimaksud adalah masa di mana penduduk usia produktif, yaitu usia 15 samai 64 tahun, akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas), yaitu dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Untuk itu, dalam proses “pengeraman” di UIN Raden Mas Said Surakarta, beberapa di antara Kalian, ada yang sudah mengenal mata kuliah Literasi Digital. Kini, mata kuliah ini telah menjadi mata kuliah universitas yang berlaku bagi seluruh mahasiswa Angkatan 2024. Ini adalah bagian dari langkah strategis UIN Raden Mas Said Surakarta, untuk mempersiapkan dan mempercepat SDM digital, sebagaimana Program Literasi Digital yang sudah dicanangkan Bapak Presiden.   

 

Hadirin yang saya hormati!

Catatan big data databoks dari katadata.co.id (rilis 30 November 2023), menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia, pada 2023, telah memiliki Indeks Literasi Digital Indonesia (ILDI) yang terus membaik selama tiga tahun terakhir, yaitu berada di Level 3,65 dari Skala 1-5 Poin. Kondisi indeks literasi digital masyarakat Indonesia ini tentu saja perlu diresponsi oleh dunia PTKI, sehingga berjalan beriringan antara indeks literasi masyarakat yang terus membaik dengan transfornasi digital yang berproses di dunia PTKI (Toto Suharto, arina.id). Inilah makna strategis Mata Kuliah Literasi Digital yang masuk dalam Kurikulum UIN Raden Mas Said Surakarta saat ini. Kami hanya berusaha mempersiapkan masa depan Generasi Z ini melalui kurikulum yang kami rancang. Sebab, kami tidah bisa mengajarkan kepada Generasi Z ini, seperti apa yang kami alami tempo dulu. Ada nilai-nilai substansial, yang dalam filsafat esensialisme, akan berlaku sepanjang zaman, tapi ada juga muatan praktis-pragmatis, yang menurut teori belajar Konstruktivisme, harus berubah mengikuti perkembangan zaman.  Masa depan adalah milik kalian, para wisudawan hari ini. Kata Socrates dalam al-Milal wa al-Nihal (hal. 404) karya Imam Ahmad al-Syahrastani:

  لا تكرهوا أولادكم علي آثاركم فإنهم مخلوقون لزمان غير زمانكم

Jangan paksakan anak-anak (didik)mu mengikuti jejak-jejak (pendidikan)mu, sebab mereka diciptakan untuk (kehidupan) di suatu zaman, yang bukan zamanmu.

 

Wisudawan dan Wisudawati yang berbahagia!

Databoks dari katadata.co.id (rilis 5 Januari 2024) menyampaikan bahwa dalam lima tahun terakhir, telah ditemukan 12.547 konten yang mengandung unsur hoaks, yang hampir menyentuh semua bidang kehidupan masyarakat. UNESCO mencatat, media sosial yang sering digunakan untuk menyebar hoaks, di antaranya adalah Facebook, YouTube, X/Twitter, Instagram, TikTok, dan atau yang lainnya. Konteks ini tentu saja menjadi PR berat bagi dunia PTKI, yaitu bagaimana peran kontrol sosial yang diembannya untuk melahirkan kebenaran di kalangan masyarakat, sehingga masyarakat menjadi netizen yang berliterasi secara benar (Toto Suharto, arina.id).

Untuk itu, sebagai amanat bagi para wisudawan, bijak dan cerdaslah dalam berliterasi digital. Ada empat pilar literasi yang perlu dipedomani dalam melakukan transformasi digital, sebagaimana disampaikan kominfo.go.id dalam Siaran Persnya tanggal 17 Januari 2021. Pertama, Keterampilan Digital (Digital Skills), yaitu kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak, serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, Budaya Digital (Digital Culture), yaitu aktivitas masyarakat di ruang digital yang harus tetap memiliki wawasan kebangsaan, nilai-nilai Pancasila, dan kebinekaan, yang tampak dalam simbol-simbol digital yang digunakan, seperti jempol, like, unlike dan sebagainya, yang harus mencerminkan budaya keindonesiaan. Ketiga, Etika Digital (Digital Ethics), yaitu kemampuan untuk menyadari pertimbangan dalam mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Dan Keempat, Keamanan Digital (Digital Safety), yaitu kemampuan masyarakat untuk mengenali, menerapkan, serta meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital.

Itulah empat pilar literasi digital yang harus menjadi catatan dan konsen bersama, sehingga ruang-ruang digital dipenuhi dengan kebaikan dan kemaslahatan untuk umat. Kecanggihan teknologi digital ibarat pisau bermata dua. Jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik, tentu memiliki dampak positif yang bermanfaat dalam berbagai hal. Namun, jika kita salah dalam memanfaatkannya, tentu akan menjadi bumerang bagi kita dan masyarakat.

 

Hadirin, Bapak/Ibu Yang saya hormati!

         Di era digital saat ini, hidup kita disuguhi layanan-layanan digital yang serba instan. Internet of Things dan Kecerdasan Buatan atau AI, telah memanjakan hidup kita dengan sejumlah informasi dan referensi yang booming. Dengan mudahnya kita dapat mengakses sejumlah data dan rujukan melalui internet. Kondisi ini tentu saja menjadi tantangan bagi kita untuk bagaimana agar kita tetap berliterasi digital dengan memperhatikan empat pilar di atas. Sebagai kelompok intelektual, empat pilar berdigital ini harus menjadi tradisi kecendekiaan kita, khususnya dalam membangun Indonseia Emas 2045. Inilah peradaban digital Indonesia, peradaban yang memperhatikan kemanusiaan dan keindonesiaan.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga kita semua dapat membangun peradaban Islam Indonesia menuju Indonesia Emas. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para wali wisudawan yang telah berkenan kolaborasi, menitipkan putra-putrinya kepada UIN Raden Mas Said Surakarta. Saya juga menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, apabila pelayanan yang kami berikan belum memuaskan semua pihak. Kami berdoa, semoga semua wisudawan ke-56 senantiasa diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam menjalani proses hidup ini. Setiap ijazah yang saya tanda-tangani, ada salawat di dalamnya. Semoga ini menjadi doa keberkahan untuk kita semua.

Terima kasih, Wassalamu’alaikum wr.wb.