Loading...

Pembinaan DWP UIN Surakarta, Eny Retno Yaqut Jelaskan Ciri Perempuan Berkualitas

Diterbitkan pada
1 Agustus 2024 00:00 WIB

Baca

UIN SURAKARTA - Sebagai bagian dari peningkatan kualitas dalam berorganisasi, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta melakukan pembinaan bagi seluruh pengurus dan anggota. Dengan menggandeng dua PTKIN di Salatiga dan Purwokerto, DWP UIN Surakarta menyelenggarakan pembinaan secara luring dengan menghadirkan Penasehat DWP Kementerian Agama RI secara daring.

Bertempat di Ruang Theatre Gedung SBSN UIN Surakarta kampus Pucangan, Kamis pagi ini (1/8/2024) hadir sekitar 120 anggota dan pengurus DWP UIN Surakarta. Dalam pernyataannya sesaat sebelum acara dimulai, Ketua DWP UIN Surakarta Nuning Hasanah, M.I.P., menyoroti perlunya untuk terus menjaga silaturahmi antar pengurus dan sesama anggota agar sinergitas yang selama ini sudah terbangun akan semakin berkembang. "Kita sebagai bagian UIN Surakarta berkomitmen terus mendukung pengembangan kampus melalui program-program DWP" tandas Nuning, Dirinya juga bersyukur bahwa tingkat partisipasi anggota DWP dalam menjalankan program DWP yang ada, semakin lama semakin meningkat. Nuning juga menjelaskan bahwa kegiatan pembinaan yang dilakukan secara serentak dengan dua PTKIN lain dengan menghadirkan secara daring Pembina DWP Kementerian Agama RI (Pusat) merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan akan membekali para anggota dan pengurus dengan pengetahuan berkelanjutan agar mendorong para anggota DWP semakin besar kiprahnya mendukung para suami dalam berkinerja di UIN Surakarta.

Dengan mengambil tema "Perempuan Berkualitas Dalam Keluarga dan Organisasi", kegiatan pembinaan yang menghadirkan Eny Retno Yaqut sebagai Penasehat DWP Kemenag Pusat, berjalan dengan penuh keakraban. Tak segan Eny memberikan candaan bagi seluruh yang hadir di tiga PTKIN yang ada, membuat suasana tidak membosankan. 

Dalam paparannya, Penasehat DWP Kemenag Pusat yang juga adalah istri dari Menteri Agama RI ini menjelaskan bahwa ada 10 (sepuluh) tanda perempuan yang berkualitas (high value). Ciri tersebut adalah percaya diri dalam melakukan segala sesuatu sehingga akan memberikan pengaruh positif pada suami dalam membuat keputusan yang tepat. Selain itu, seorang perempuan haruslah mampu menghargai dirinya sendiri sehingga bisa menempatkan dirinya saat di samping ataupun di belakang suami. Meski begitu, menurut Eny, para perempuan juga harus memiliki sifat mandiri, terutama saat ditinggal suami yang sedang menjalankan tugas di luar kota. Untuk itu maka sangatlah penting jika setiap perempuan terutama anggota DWP memahami tentang nilai diri sehingga bisa menjadi contoh yang baik bagi keluarganya. Tercapainya pemahaman diri akan berpengaruh pada kualitas empati dan kedewasaan emosional diri sendiri. Kualitas tersebut sangatlah penting, mengingat tugas perempuan bukan hanya seorang istri akan tetapi juga guru bagi anak-anaknya.

Bagi Eny, setiap perempuan anggota DWP haruslah memiliki tingkat intelektulitas yang cukup agar tidak mudah terbawa arus di sekitarnya. Dirinya juga mengingatkan bahwa setiap perempuan hendaklah juga tertib dalam membuat perencanaan dan tujuan. Menurutnya, jika secara pribadi setiap anggota DWP mampu membuat perencanaan berdasar pada suatu tujuan yang jelas, maka bisa dipastikan bahwa peran sertanya dalam berorganisasipun akan semakin baik. Namun demikian, Eny Retno tak lupa untuk mengingatkan bahwa setiap perempuan anggota DWP harus terus merawat diri agar para suami mereka bisa terus fokus dalam bekerja di lembaganya masing-masing tanpa terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bagaimanapun kiprahnya dalam organisasi, seorang perempuan tetaplah memiliki batasan yang sehat agar tidak mengganggu kerja para suami. Mengakhiri paparannya, perempuan kelahiran Rembang 49 tahun yang lalu ini tetap menekankan tentang para perempuan anggota DWP untuk terus berkontribusi dalam membangun keluarga, organisasi, dan negeri ini. (Tris/Humas) Foto : Mastr/Istimewa