SINAR - Bagian dari pengembangan mutu penelitian yang menjadi salah satu core bussiness di kalangan kampus, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Raden Mas Said (UIN RM Said) Surakarta terus melakukan banyak hal dengan melibatkan pihak akademisi dalam dan luar negeri. Berbagai hal ditempuh oleh LP2M dalam meningkatkan kualitas penelitian dari para dosen dan tenaga kependidikan di UIN RM Said. Peningkatan kualitas penelitian bukan hanya akan membawa dampak terhadap kualitas dosen itu sendiri, akan tetapi juga secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas kampus yang ditandai dengan perolehan akreditasi unggul.
"Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan khasanah keilmuan para dosen terutama dalam pengembangan riset yang sesuai dengan rumpun keilmuan yang dimiliki" ungkap Muhammad Latif Fauzi, P.hD., Kepala LP2M memberikan laporan kegiatan sesaat sebelum pembukaan secara resmi kegiatan workshop tersebut. Latif menegaskan bahwa Workshop Developing Research on Islamic And Social Science ditujukan untuk para dosen tetap UIN RM Said terkait dengan riset yang sesuai dengan basis keilmuannya. Menanggapi laporan dari Kepala LP2M, Wakil Rektor II Dr. Lukman Fahruroni yang mewakili Rektor, menyatakan bahwa workshop kali ini sejalan dengan adanya tuntutan dalam melakukan pengembangan metode penelitian yang ada. "Hendaknya LP2M melakukan klasifikasi terhadap rumpun keilmuan yang dimiliki oleh para dosen sehingga kedepan saat hendak memilih anggota tim penelitian bukan karena berdasar pada kepentingan individu saja namun sudah merujuk pada kolaborasi' tandas Lukman. WR II juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan workshop semacam ini.
Sementara dalam paparannya di depan peserta workshop, Prof. Yanwar Pribadi menyatakan bahwa peluang studi antardisiplin misalnya dalam kajian keagamaan adalah salah satu hal yang masih sangat menantang hingga pada saat ini. Dirinya menyoroti tentang Indonesia sebagai salah satu negara sekuler relijius mempunyai kunci berupa keberagaman etnis dan kelas serta status sosial yang ada. Agama, budaya, dan politik di Indonesia hidup berdampingan, berkembang, berjalin, dan berjuang dalam hubungan yang komplek, pragmatis, dan saling menguntungkan. Kondisi yang semacam ini justru menimbulkan banyak hal yang menarik dan menantang untuk bisa diteliti, ujarnya dengan penuh semangat. Menurutnya sebagai bagian dari kalangan akademisi kampus, Prof. Yanwar mengajak kepada seluruh dosen yang ada agar lebih jeli melakukan observasi di sekeliling karena banyak sekali hal yang bisa dijadikan sebagai ide penelitian tentu saja dengan melibatkan pihak lain untuk bisa saling mendukung.
Pemapar materi berikutnya adalah Reza Shaker dari Unniversiteit Leiden Netherlands yang memaparkan pandangannya tentang peta perdebatan nilai-nilai Islam (green Islam) yang terjadi di media sosial di Indonesia. Menurut Shaker, apa yang dirinya teliti masih sangat jarang dibahas oleh peneliti yang lain bahkan bisa dibilang penelitiannya merupakan satu-satunya proyek penelitian yang ada. Dengan melibatkan AI (kecerdasan buatan), Reza melakukan penelitian terhadap 54 jurnal yang berisi lebih dari 18.000 artikel yang didapat dari perpustakaan Asia Tenggara di Universitas Leiden sebagai sumber data offline. Di samping itu dirinya juga meneliti lebih dari 773.000 video dari tiktok, lebih dari 60 juta tweets di X, dan lebih dari 111.000 video di Youtube yang memiliki lebih dari 4,8 juta komentar. Yang menarik dari hasil dari penelitiannya, Shaker merekomendasikan perlunya digital snowballing (keterkaitan yang semakin besar secara digital) dan kolaborasi interdisiplin keilmuan dalam melakukan penelitian. (Tris/Humas) Foto : Mastr/Zen
Skema LSP UIN Surakarta Terbit, Rektor : Terimakasih Prof. Menteri Agama
9 jam yang lalu - Umum