Loading...

Haul Raden Mas Said Di UIN Surakarta, KGPAA Mangkunegara X : Bukan Sekedar Semboyan Tapi Teladan

Diterbitkan pada
13 Desember 2024 05:33 WIB

Baca

UIN SURAKARTA - Bertempat di Ruang Theatre Gedung SBSN Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta (UIN Surakarta) Kampus Pucangan Kartasura, Jum'at siang (13/12/2024) berlangsung kegiatan Diseminasi dan Talkshow dalam rangkaian acara Haul Raden Mas Said. Acara Haul yang pertama kali dilakukan di luar lingkungan Puro Mangkunegaran ini dihadiri secara langsung oleh KGPAA Mangkunegara X serta pengurus perpustakaan Puro Mangkunegaran. Kehadiran Raja Mangkunegaran ini disambut oleh Rektor dan Wakil Rektor serta seluruh Dekan di lingkungan UIN Surakarta. Acara diseminasi yang berlangsung setengah hari ini membahas berbagai hal terkait dengan studi mengenai Raden Mas Said.

Nama Raden Mas Said atau yang lebih dikenal dengan nama Sambernyawa bukanlah nama biasa. Nama ini adalah salah satu nama yang paling ditakuti oleh Belanda saat menjajah Indonesia khususnya di wilayah Jawa Tengah. Hal ini tersimpan dalam berbagai catatan sejarah yang ada. "Saya telah melakukan berbagai studi terkait semua hal tentang Raden Mas Said," ungkap Prof. Toto Suharto, Rektor UIN Surakarta. Prof. Toto bahkan mengaku telah mengunjungi hampir semua tempat yang berkaitan dengan perjalanan Raden Mas Said sejak muda, saat berjuang melawan Belanda, bahkan sampai makamnya yang berada di Mangadeg Karanganyar. "Saya melakukan studi khusus tentang Raden Mas Said karena mengagumi betul sosok pahlawan ini." Menurut Prof. Toto, dirinya menemukan bahwa Raden Mas Said bukan sekedar pejuang biasa, "Semakin kagum dengan beliau bahwa Raden Mas Said adalah seorang pejuang sekaligus ulama dimana beliau mendirikan masjid sebagai awal membangun pemerintahannya." "Banyak hal yang harus kita tiru sebagai generasi sekarang dari dalam diri Raden Mas Said, maka sangatlah pas jika kampus ini menggunakan nama beliau sebagai simbol melestarikan gagasan dan cita-cita beliau," tandas Rektor.

Dalam kesempatan yang sama, KGPAA Mangkunegara X yang merupakan keturunan dari Raden Mas Said sangat mengapresiasi kegiatan yang berhubungan dengan mengungkap sejarah tentang Raden Mas Said, "Ini membuktikan bahwa Raden Mas Said bagi UIN bukan hanya sekedar semboyan tapi juga merupakan teladan." Menurut Raja yang memiliki nama panggilan Gusti Bhre ini, yang dimaksud semboyan itu  adalah menjadi bagian dari identitas, tapi menjadi teladan maka akan menjadi inspirasi dalam menjalani gaya hidup. "Beliau ini seorang pejuang sejak berumur 16 tahun," ungkap Gusti Bhre. "Beliau memperjuangkan sesuatu yang beliau anggap benar." "Setelah berjuang selama 15 tahun, disitulah Mangkunegaran berdiri" papar lanjutnya sembari menjelaskan perjalanan panjang perjuangan Raden Mas Said. Gusti juga menekankan bahwa terlepas dari pengalaman, usia, maka apapun itu bisa diperjuangkan. "Kalau kita mengingat kembali jejak perjalanan panjang Mangkunegaran, semua ini diletakkan pada pondasi spirit yang diletakkan oleh Raden Mas Said sendiri." Menutup sambutannya, Gusti Bhre mendoakan semoga lancar acara diskusi ini. (Tris/Humas) Foto : Angga