UIN SURAKARTA - Mengawali hari kerja setelah sekian hari libur dalam rangka perayaan hari besar agama Hindu dan Islam, seluruh sivitas akademika Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta (UIN Surakarta) yang terdiri dari para pimpinan, pejabat struktural dan fungsional serta para dosen dan tenaga kependidikan (tendik) berkumpul di Gedung Grha UIN Surakarta di komplek kampus Pucangan Kartasura dalam rangka kegiatan Pembinaan Pegawai Halalbihalal. Acara yang berlangsung sejak pagi hingga tengah hari ini (Selasa, 8/4/2025) menghadirkan Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Muhammad Aunullah A'la Habib atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Aun.
Saat memberikan sambutannya, Rektor UIN Surakarta Prof. Toto Suharto menyinggung tema kegiatan pembinaan pegawai kali ini yaitu "Toleransi Kuat, Masyarakat Bermartabat". "Nilai demokrasi yang ada di Indonesia salah satunya adalah toleransi dan toleransi yang ada bersumber dari nilai keagamaan" ujar Rektor. Karena berbasis pada teologi, lanjut Rektor, Muhammadiyah, NU, Persis, dan yang lainnya bisa saling bertoleransi. Adanya toleransi komunal mendukung bukti nasionalisme yang ada di Indonesia ini. Lebih mendalam Rektor juga memberikan contoh adanya puasa ramadhan yang termasuk di dalamnya adanya penentuan mulai yang beda baik waktu mulainya ataupun waktu akhirnya adalah bagian dari toleransi. Perbedaan waktu sholat idul fitri yang dilakukan di wilayah Solo kemarin dipandang sebagai bagian dari toleransi juga. "Mudah-mudahan bisa melaksanakan aktifitas setelah puasa ramadhan ini, dan selanjutnya dalam 11 bulan kedepan akan berdampak lebih baik bagi UIN Surakarta."
"Masih lebih beruntung kita dibanding Messi dan Ronaldo karena kita menjadi hamba Alloh dan pengikut Rosulullah Muhammad" Gus Aun mengawali tausiyahnya. Pengasuh Pondok Pesantren Al Huda Doglo Boyolali ini mengingatkan bahwa sering kali manusia lupa kalo mendapat nikmat, namun begitu dirinya tetap berdoa agar semua yang hadir menjadi orang-orang yang bahagia karena mendapat syafaat dari Rosulullah Muhammad Saw. "Beruntung kita jadi orang Indonesia karena kita ini semua mengalami ujian yg sangat luar biasa yaitu puasa" lanjut Gus Aun. "Urusannya kembali ke fitri tidak sesederhana itu karena ada urusan kepada Alloh dan sesama manusia." "Kata Imam Syafi'i, bekal yang paling buruk kembali pada Alloh adalah permusuhan di antara sesama." Menegaskan kembali pernyataan sebelumnya, "Beruntung orang Indonesia karena ulama mendesain momentum untuk saling memaafkan sehingga berapa persen urusan kita sesama manusia yang selesai." Gus Aun juga mengatakan bahwa momentum halalbihalal ini sekarang sudah ditiru oleh Malaysia dan Singapura meski tidak dalam skala yang besar seperti di negara Indonesia. Hal ini menurutnya menjadi penegas bahwa Ulama-ulama Indonesia itu enggak kalah kualitasnya dibanding dengan orang (ulama) arab. Secara tidak langsung ekonomi juga menggeliat karena momentum lebaran ini. "Semoga kita semua mendapat barokah" pungkas Kyai yang pernah menempuh studi hingga ke timur tengah selama beberapa tahun ini.
Acara pembinaan pegawai halalbihalal kali ini diselingi dengan hiburan nyanyian oleh para pejabat dan dosen yang hadir. Menutup rangkaian kegiatan, dilakukan salam-salaman di antara seluruh yang hadir hingga menimbulkan antrian salaman yang mengular dari dalam gedung sampai ke halaman gedung. "Kita nikmati hari ini sebagai kebahagiaan. Semoga kedepan bisa melakukan pelayanan akademik semakin baik" ungkap Kabiro AUPK Dr. Muhammad Lutfi Hamid di sela kegiatan pembinaan pegawai ini. (Tris/Humas) Foto : Mastr/Angga/Humas