Digelar Pertama, Festival Budaya Lintas Iman Menjadi Strategi Memperkuat Moderasi Beragama Melalui kebudayaan

SINAR- Kamis (8/9) UKM Gas-21 UIN Raden Mas Said Surakarta menggelar Festival Budaya Lintas Iman yang dikemas dalam bentuk choir festival (festival paduan suara) di Auditorium Sarsito Mangoenkoesoemo RRI Surakarta.

Festival yang terselenggara atas kerjasama UIN RM Said Surakarta melalui UKM GAS-21 dan Maarif Institut menghadirkan peserta dari berbagai daerah dan lintas agama di tingkat SMA sederajat hingga Perguruan Tinggi.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama, Prof. Dr. KH. KRH. Syamsul Bakri Wironagoro, S.Ag., M.Ag. mengapresiasi kegiatan festival budaya lintas iman yang dikemas dalam kompetisi paduan suara. "Kegiatan seni budaya semacam ini merupakan ekspresi jiwa, lahir dari jiwa. Dan sesuatu yang lahir dari dalam jiwa akan dapat menyentuh jiwa", ungkapnya.

"Seni juga merupakan media untuk menyampaikan pesan yang lebih luas lagi, dan dalam kegiatan ini pesan intinya adalah pesan toleransi, pesan keberagaman, pesan moderasi beragama hubungan lintas iman yang saling menghargai", lanjutnya.

Prof. Syamsul juga mendorong agar kegiatan-kegiatan perlombaan, kompetisi atau apapun sejenisnya harus terus dilakukan, karena untuk mengetahuai bakat dan kemampuan seseorang salah satunya adalah melalui kompetisi. Dengan mengikuti kompitisi seseorang jadi tahu kemampuan dan kualitas dirinya, dengan itu ia akan terus meningkatkan bobotnya kejenjang yang lebih tinggi.

Sementara itu salah satu perwakilan dari Maarif Institut melalui kanal video menyampaikan bahwa dalam festival paduan suara ini memiliki tiga kategori yaitu nasional, religi, dan daerah. Diselenggarakaanya kegiatan ini merupakan salah satu strategi kebudayaan guna memperkuat moderasi beragama. Selain itu juga dimaksudkan untuk menghidupkan kembali hati yang kaku.

"Dengan strategi kebudayaan tersebut diharapkan hati-hati yang kaku tersebut menjadi lembut dan meningkatkan kesadaraan dan kepekaan terhadap sesama, menjunjung tinggi toleransi moderasi beragama dengan saling mengjhargai satu dengan yang lain", terangnya. (Zat/Humas)