UIN SURAKARTA – Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta (UIN Surakarta) menyelenggarakan Sidang Senat terbuka dalam rangka perayaan Dies Natalis ke-32, Kamis (12/9), bertempat di Gedung Graha UIN Surakarta. Turut hadir spesial dalam acara, Pengageng Pura Mangkunegaran Solo, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X, guna memberikan sambutan tentang orasi kebudayaan.
Dibuka secara langsung oleh Ketua Senat, Prof. Dr. Hj. Erwati Aziz, M.Ag., Sidang Senat dihadiri oleh jajaran pimpinan, dosen, dan perwakilan mahasiswa di lingkungan UIN Surakarta, serta sejumlah tamu undangan. Pasca dibuka, sidang dilanjutkan dengan sambutan oleh Rektor UIN Surakarta, Prof. Dr. Toto Suharto, S.Ag., M.Ag.
Prof. Toto dalam sambutannya, menjelaskan bagaimana perjalanan dan transformasi UIN Surakarta, yang awalnya adalah IAIN Walisongo di Surakarta pada tahun 1992, berlanjut menjadi STAIN Surakarta di tahun 1997, lalu berubah menjadi IAIN Surakarta di tahun 2011, dan terakhir bertransformasi menjadi UIN Raden Mas Said Surakarta di tahun 2021.
Penggunaan nama Raden Mas Said ini dinyatakan oleh Prof. Toto bukan tanpa alasan. Menurutnya, Raden Mas Said adalah salah satu pahlawan nasional di wilayah Surakarta yang harus diteladani melalui nilai-nilai perjuangan dan nasionalismenya. Ini dapat diwujudkan melalui pembiasaan iklim menulis secara akademis, penguatan nasionalisme melalui desain kurikulum berbasis moderasi beragama, serta penggunaan filosofi LURIK (Loyal, Unggul, Responsif, Inovatif, dan Kolaboratif) sebagai dasar dalam pengelolaan budaya kerja di UIN Surakarta.
Pasca sambutan dari Rektor UIN Surakarta, Gusti Bhre, panggilan akrab dari KGPAA Mangkunegara X, memberikan orasi kebudayaan melalui sambutannya. Pihaknya menyampaikan rasa bangga sekaligus terhormat karena dapat menjadi bagian dari rangkaian Dies Natalis dan perkembangan transformasi UIN Raden Mas Said Surakarta. Dalam pencapaian ini, Gusti Bhre turut memberikan dukungan atas kontribusi dan kerja keras dari banyak pihak dalam mewujudkan komitmen terhadap pencapaian atas pengembangan institusi pendidikan di lingkungan UIN Surakarta.
“Dengan arah kebijakan perguruan tinggi-global, maka pilihan alternatif untuk memadukan perspektif global dan perspektif lokal sekaligus, menempatkan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said pada posisi Moderate Global-Local Islamic University,” terang Gusti Bhre.
Gusti Bhre berharap UIN Surakarta mampu menjadi Universitas Islam yang unggul dan inovatif, untuk mewujudkan masyarakat Indonesia maju dan berkeadaban. Harapan ini ditunjang melalui kerja sama atas kontribusi nyata serta kerja panjang dari para civitas academica di lingkungan UIN Surakarta dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan.
Sebagai tambahan, Gusti Bhre juga memaparkan terkait bagaimana rangkaian nilai perjuangan dari Raden Mas Said seharusnya mampu menjadi perwujudan panduan nyata dalam berdedikasi terhadap dunia pendidikan dan kebudayaan sekaligus. Menurutnya, manusia sebagai seorang pembelajar harus mampu menyinergikan kecintaannya terhadap tradisi, budaya, lingkungan, bangsa, dan rasa cinta tanah air.
“Pendidikan adalah pondasi perubahan dan kerja-kerja Pendidikan merupakan upaya untuk membangun masa depan. Mari bersama-sama mendorong kerja kolaborasi untuk pendidikan dan kebudayaan karena upaya untuk merawat, melestarikan dan mengembangkan kebudayaan, sebenarnya tidak akan mungkin tanpa pendidikan,” pungkasnya.
Refleksi Dies Natalis UIN Surakarta diharapkan dapat dimaknai secara luas dan mampu menginspirasi terhadap munculnya perubahan serta upaya keberlanjutan kemanusiaan. Hal ini ditindaklanjuti dengan adanya peresmian Raden Mas Said Corner sebagai wadah pembelajaran dan sumber inspirasi bagi para mahasiswa, sekaligus penyerahan dokumen kerja sama atau MoU antara UIN Surakarta dengan Mangkunegaran. (RZB/Tim Media)
Workshop UI-Green Metrics, WR III UIN Surakarta : Integrasi Agama Dan Isu Lingkungan
4 hari yang lalu - Umum