Loading...

Simak, Mereka Bicara AI Di UIN Surakarta

Diterbitkan pada
15 November 2024 11:32 WIB

Baca

UIN SURAKARTA - UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta (UIN Surakarta) bekerjasama dengan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo secara kompak menyelenggarakan Seminar Nasional tentang Pemanfaat Artificial Intelligence (AI) dalam Penelitian, Publikasi, dan Layanan Informasi. Seminar setengah hari yang berlangsung di Ruang Theater Gedung SBSN UIN Surakarta Kampus Pucangan Kartasura ini menghadirkan para stakeholder dan praktisi serta berbagai akademisi, peneliti, pustakawan, fungsional arsiparis serta para dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan perpustakaan daerah. 

Dalam laporan penyelenggaraan Seminar Nasional ini,  Mokhamad Zainal Anwar, M.S.I. yang sekaligus selaku Kepala UPT Perpustakaan UIN Surakarta menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya seminar ini. “Kegiatan ini sangat penting bagi civitas akademika untuk merespons perkembangan teknologi dan berbagai aplikasi dalam kegatan akademik. Ke depan, Perpustakaan akan menjadi ruang diskusi berbagai isu mutakhir dalam dunia riset, publikasi dan layanan informasi,” papar Zainal. "Bagi siapapun yang hadir dalam kesempatan ini maupun yang tidak bisa hadir karena hal lain, kami siapkan link untuk bisa mengakses materi kegiatan ini melalui berita di Web kampus" lanjut Zainal seraya memberikan link yaitu : Materi Seminar Nasional UPT Perpustakaan UIN Raden Mas Said Surakarta - Google Drive 

Sementara itu dalam keynote speech-nya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat menyatakan bahwa AI telah menjadi komponen penting dalam mempercepat pengolahan data dan pengambilan kebijakan, serta memperkuat berbagai inisiatif berbasis data, terutama dalam sektor ekonomi dan digitalisasi.“AI berpotensi besar dalam mendukung stabilitas ekonomi, namun perlu diingat untuk tidak mengabaikan aspek etika dalam pemanfaatannya,” kata Dwiyanto. Tak lupa Dwiyanto mengingatkan bahwa apapun tentang AI haruslah disikapi dengan bijak karena ada yang boleh dan tidak boleh dilakukan. 

Menguatkan paparan sebelumnya, Dr. Nur Kafid, S.Th.I., M.Sc., Kepala Sub Direktorat Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Ilmiah Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, mengungkapkan bahwa tren digitalisasi telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia. “Tantangan terbesar bagi generasi digital native adalah bagaimana menggunakan AI secara bijak dalam riset dan proses akademik,” ujar Kafid. Menurutnya seluruh masyarakat kampus haruslah bisa terus berkontribusi dalam hal pemanfaatan bahkan pengembangan AI.

Searah dengan dengan apa yang telah disampaikan oleh narasumber sebelumnya, hadirnya 2 (dua) orang dosen sekaligus praktisi AI, yaitu Dr. Akhmad Anwar Dani, S.Sos.I., M.Sos.I., dan SF. Lukfianka Sanjaya Purnama, M.A. memberikan penguatan tentang penggunaan AI. Akhmad Anwar Dani memberikan penjelasan mengenai adopsi penggunaan generatif AI, termasuk perbedaan antara AI dan generatif AI, serta penerapannya dalam berbagai bidang seperti pembuatan konten, analisis data, hingga penyusunan materi presentasi. Pada kesempatan ini dia juga mengingatkan pentingnya etika dalam penggunaan AI, terutama dalam hal penghargaan terhadap hak asasi manusia dan integritas akademik. SF. Lukfianka Sanjaya Purnama melanjutkan  apa materi dengan menjelaskan lebih lanjut tentang potensi besar yang dimiliki AI dalam bidang pendidikan, terutama dalam meningkatkan literasi AI di kalangan mahasiswa dan dosen. Lutfianka juga menekankan pentingnya penggunaan AI secara bertanggung jawab, serta perlunya aturan yang jelas untuk membatasi penggunaannya, agar tidak disalahgunakan dalam konteks pendidikan.

Hadirnya para narasumber yang memberikan materi dengan begitu menarik, mengundang para peserta yang hadir untuk melakukan tanya jawab di akhir sesi. Nampak para peserta seminar menyoroti beberapa topik yang dibahas, menunjukkan perhatiannya mereka yang begitu besar akan hadirnya AI ini. Bahkan secara lugas para peserta menanyakan tentang bagaimana cara membedakan tulisan yang dihasilkan oleh AI dengan tulisan asli, serta bagaimana generasi Z harus merespon perkembangan pesat teknologi AI. Para narasumber yang merespon berbagai pertanyaan yang masuk bukan hanya menjawab dengan tepat, akan tetapi juga memberikan solusi terhadap dampak negatif penggunaan AI, seperti potensi plagiarisme dan kesenjangan akses, serta pentingnya pengembangan keterampilan yang relevan untuk menghadapi dunia kerja yang semakin didominasi oleh teknologi. Harapan dari para peserta agar Seminar tentang AI ini bisa diselenggarakan di waktu lain dengan cakupan materi yang semakin besar atau juga justru hal yang lebih teknis mengingat Seminar ini juga sekaligus menjadi wadah penting untuk berbagi wawasan mengenai tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh teknologi AI, serta bagaimana akademisi dan praktisi dapat berkolaborasi untuk memaksimalkan manfaatnya bagi masyarakat. (MZA/Tris/Humas) Foto : Nugroho