Loading...

Rektor Sampaikan Nilai-nilai Perjuangan Raden Mas Said Dalam Dies Natalis Ke-32 UIN Surakarta

Diterbitkan pada
14 September 2024 00:00 WIB

Baca

UIN SURAKARTA – Bertempat di Gedung Graha, Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta (UIN Surakarta) menyelenggarakan Sidang Senat terbuka dalam rangka perayaan Dies Natalis ke-32, Kamis (12/9). Bertajuk “UIN Raden Mas Said Unggul, Indonesia Maju”, Rektor UIN Surakarta menyampaikan pentingnya meneladani nilai-nilai perjuangan Raden Mas Said bagi seluruh civitas academica. 

UIN Surakarta mengundang secara khusus Pengageng Pura Mangkunegaran Solo, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X guna menyampaikan orasi kebudayaan. Sidang Senat dibuka secara langsung oleh Ketua Senat, Prof. Dr. Hj. Erwati Aziz, M.Ag. dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Rektor UIN Surakarta, Prof. Dr. Toto Suharto, S.Ag., M.Ag.

Prof. Toto dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran dari sejumlah tamu undangan yang telah hadir dalam acara. Menurutnya, momen acara ini merupakan hari baik bagi UIN Surakarta karena telah memasuki usia ke-32 dalam peringatan hari lahir atau Dies Natalisnya.

“UIN Surakarta berusia 32 tahun dan ini masih berada dalam tahapan lahir dari sebuah peradaban menurut Ibnu Khaldun. Meskipun demikian, proses perjalanan untuk menjadi UIN Surakarta kini telah menapaki progres yang maju,” terang Prof. Toto.

Prof. Toto menambahkan, histori UIN Surakarta dimulai dari tahun 1992, lahir dari IAIN Walisongo di Surakarta, yang kemudian berubah menjadi STAIN Surakarta di tahun 1997. Selanjutnya tahun 2011, STAIN Surakarta beranjak dan berubah menjadi IAIN Surakarta, dan akhirnya tahun 2021 berkembang menjadi UIN Raden Mas Said Surakarta (UIN Surakarta).

“Dari sisi kelembagaan, UIN Surakarta merupakan transformasi dari IAIN Walisongo, STAIN Surakarta, IAIN Surakarta, dan UIN Raden Mas Said Surakarta. Dengan demikian, dari konsep siklus, gerak sejarah UIN Surakarta menapaki posisi yang maju, progresif, dan naik,” paparnya. 

Terkait dengan penamaan Raden Mas Said yang melekat pada UIN Surakarta, hal ini selanjutnya dinyatakan Prof. Toto sebagai bentuk tanggung jawab yang harus dilaksanakan dan bagaimana nilai-nilai perjuangan dari tokoh tersebut dapat dilanjutkan oleh para sivitas akademika di lingkungan UIN Surakarta.

“Raden Mas Said adalah nama lain dari Pangeran Sambernyawa. Beliau dinobatkan menjadi Mangkunegara I dengan wilayah kekuasaan Karanganyar, Wonogiri, dan Salatiga, dan tercatat sebagai salah satu pahlawan nasional. Artinya, kita juga harus mengikuti jejak nasionalisme dan perlawanan anti kolonialisme, selayaknya yang dilakukan oleh Raden Mas Said,” terang Prof. Toto.

Prof. Toto menegaskan bahwa konsep nasionalisme harus dapat dipupuk di lingkungan UIN Surakarta. Pihaknya menyatakan, saat ini UIN Surakarta sedang mendesain kurikulum melalui mata kuliah baru bernama Moderasi Beragama, yang selanjutnya turut diadopsi oleh sejumlah perguruan tinggi keislaman lainnya. Hal ini dikarenakan salah satu indikator di dalam aspek moderasi beragama adalah adanya wawasan kebangsaan yang baik. Konsep inilah yang kemudian dimaksudkan oleh Prof. Toto sebagai nilai-nilai perjuangan yang dapat dikembangkan di ranah akademis.

Konsep perjuangan UIN Surakarta selanjutnya dipaparkan oleh Prof. Toto melalui keberadaan LURIK. Menurutnya, LURIK adalah salah satu warisan budaya takbenda yang diakui dan memiliki nilai filosofis. Lurik dalam hal ini adalah singkatan dari Loyal, Unggul, Responsif, Inovatif, dan Kolaboratif.

Alasan lain ditambahkan oleh Prof. Toto terkait dengan tokoh Raden Mas Said sebagai alasan penamaan yang melekat di UIN Surakarta. Hal ini berkaitan dengan aspek keislaman dan ketaatan yang dimiliki oleh seorang tokoh Raden Mas Said.

“Raden Mas Said adalah seorang Muslim yang taat. Beliau memiliki 

manuskrip salinan Al-Qur’an yang ditulis saat berperang melawan penjajah. Hal ini dapat dikaitkan dengan pentingnya iklim dan peradaban menulis di lingkungan UIN Surakarta,” jelasnya.

Ketaatan Raden Mas Said juga dinyatakan oleh Prof. Toto melalui adanya masjid yang dibangun oleh Raden Mas Said. Poin ini turut menguatkan tentang pentingnya ketaatan terhadap Islam serta memberikan andil dalam membangun peradaban melalui keberadaan masjid. Maka dari itu, pihaknya menyampaikan salah satu program utama yang dijalankan di UIN Surakarta saat ini adalah pembangunan masjid yang sedang dikerjakan. 

Acara Sidang Senat dilanjutkan dengan launching website baru UIN Surakarta yang dikemas dengan tampilan yang lebih modern, lebih mudah diakses, serta nyaman bagi pengguna. Launching ini dipandu dan disampaikan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD) UIN Surakarta. 

Selain launching website, UPT-TIPD juga melakukan penyerahan secara simbolis atas desain website kepada Rektor UIN Surakarta selaku penanggung jawab. Adapun desain aplikasi yang diserahkan adalah aplikasi terkait reservasi ruang dan fasilitas kampus, serta aplikasi tentang surat-menyurat dalam pengelolaan adminitrasi. (RZB/Tim Media)