UIN SURAKARTA - Konsep ekoteologi dipahami sebagai hubungan antara agama dan lingkungan. Ekoteologi memadukan antara pemikiran tentang agama yang berhubungan erat dengan lingkungan. Pada dasarnya antara agama khususnya Islam dan lingkungan adalah saling terkait. Hanya saja ada sebagian orang yang mencoba memisahkan hubungan keduanya.
Menurut Dr. Muhammad Lutfi Hamid, Kabiro AUPK (Administrasi, Umum, Perencanaan, dan Keuangan) Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta (UIN Surakarta), ekoteologi di UIN Surakarta sudah bukan hanya sekedar teori akan tetapi sudah dalam taraf implementasi. "Sesuai dengan anjuran dari Menteri Agama RI Prof. Nazarudin Umar, agar seluruh umat beragama melaksanakan ekoteologi, UIN Surakarta sudah langsung mengimplementasikan," ungkap Kabiro disela aktifitasnya pada Selasa (3/6/2025) di Gedung Rektorat UIN Surakarta kampus Pucangan Kartasura. Kabiro yang akrab dipanggil Lutfi ini memberikan apresiasi kepada seluruh sivitas akademika yang telah melaksanakan program ekoteologi berupa penanaman bibit pohon. "Jika bulan kemarin sudah ada puluhan pegawai yang melakukan penanaman bibit pohon jati, pagi ini ada lagi puluhan pegawai yang melakukan penanaman bibit pohon buah" papar Lutfi. Kabiro juga memberikan apresiasi khusus pemilihan bibit pohon yang ditanam, "Bagaimanapun juga pohon jati adalah salah satu pohon yang bernilai tinggi, dan pohon buah yang berguna bukan hanya sebagai peneduh akan tetapi juga memberikan buah yang bisa dikonsumsi." Kabiro juga menambahkan bahwa bisa jadi kedepan penanaman pohon akan menjadi salah satu budaya yang akan dikembangkan oleh UIN Surakarta.
Sementara saat ditemui sewaktu melakukan penanaman bibit pohon di area kampus II UIN Surakarta di Pakis Klaten, Ulin memberikan komentar dan dukungan dengan adanya program seperti ini. Dirinya yang sekaligus adalah Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Dosen untuk formasi tahun 2024 di UIN Surakarta mengatakan bahwa pohon yang ditanam ini bukan hanya sekedar ekoteologi tapi sebagai monumen. "Pohon mangga jenis tali jiwo yang saya tanam pagi ini sebagai penanda rasa syukur atas segala nikmat dari Alloh subhanahuwata'ala dan sebagai monumen pribadi saya diangkat menjadi CPNS Dosen di UIN Surakarta." Dirinya juga mengisahkan tentang makna dibalik pemilihan jenis mangga tali jiwo yang berarti pengikat jiwa, "Pohon ini simbol pengikat jiwa dalam menjaga alam dan lingkungan yang merupakan bagian dari saya menjalankan agama Islam." (Tris/Humas) Foto : Mastr
Terima Hewan Kurban, UIN Surakarta Titip Pesan, Tambahin Yak!!
3 hari yang lalu - UmumDoktor ke 72 UIN Surakarta Bicara Perencanaan Anggaran Berbasis Akreditasi
4 hari yang lalu - Umum