12 December 2022

Tren Mode Menjadi Ajang Adu Outfit Mahasiswa Masa Kini

Oleh: Luthfiah Asih Azizah ( Mahasiswi Prodi Sastra Inggris)

Duduk dibangku perkuliahan menjadi salah satu previllage atau hak istimewa tersendiri yang dimiliki oleh setiap mahasiswa. Secara tidak langsung hal ini juga menjadi anugerah dalam diri seseorang yang harus selalu disyukuri. Adapun karena tidak banyak orang dapat memiliki kesempatan sama untuk merasakan suasana dunia perkuliahan. Terlepas dari dampak baik ataupun buruk keseharian mahasiswa dalam lingkungan kampus tersebut.

Gaya hidup masa kini tentu tidak memungkiri mahasiswa untuk terlepas dari adanya tren yang selalu berubah setiap tahun. Mode, style atau fesyen (bahasa Inggris:  fashion) adalah gambaran estetis yang selalu ramai diperbincangkan pada zaman ataupun kurun waktu tertentu. Tidak hanya itu saja, bahkan dalam lingkup kampus cara berpakaian telah menjadi tolak ukur dari seorang mahasiswa. Hal ini tentu saja memberi dampak tersendiri dalam tuntutan gaya hidup. Walaupun demikian, adanya tren saat ini sering dianggap sebagai ungkapan ekspresi diri yang aneh karena jangka waktunya yang selalu beralih lebih pendek dari musim. Mode telah menjadi ciri khas yang didukung oleh industri baik itu secara lokal maupun mancanegara terkait dengan pasar mode dan koleksi yang ada saat ini.

Fashion saat ini sangat erat kaitannya dengan outfit. Bahkan dua kata ini hampir tidak terpisahkan dan saling berkesinambungan. Outfit dapat diartikan sebagai sesuatu yang dipakai guna menutupi bagian tubuh dengan beberapa perpaduan setelan. Namun, pada umumnya hal ini telah tercermin nyata dalam diri setiap mahasiswa. Mereka menjadi lebih selektif dalam memilih outfit yang dipakai ketika akan pergi ke kampus.

Akibatnya, terbitlah istilah OOTD (Outfit Of The Day) yang sudah tidak asing lagi terdengar di Indonesia, terutama dikalangan mahasiswa. Outfit Of The Day atau biasa disingkat OOTD sama saja halnya dengan memadupadankan setelan atas bawah yang akan dipakai dalam keseharian atau acara tertentu.

Dengan demikian, melakukan mix and match outfit secara tidak langsung dapat mewakili perasaan atau mood yang sedang kita alami. Kepribadian seseorang juga dapat terlihat dari cara berpakaian melalui warna dan model yang dipilih. Contohnya seperti sebutan cewek mamba, cewek kue, dan cewek bumi yang akhir-akhir tahun 2022 ini sedang ramai di media sosial.

Awalnya tren ini ramai diperbincangkan ketika seorang pengguna akun tiktok menjelaskan secara terperinci mengenai outfit cewek kue, cewek bumi, dan cewek mamba yang membuatnya terpukau. Kemudian banyak dari remaja terutama mahasiswa yang mulai ikut meniru apa maksud dari istilah-istilah tersebut.

Maksud dari cewek kue adalah wanita yang mengenakan pakaian berwarna terang seperti merah muda, pastel, kuning, neon, dan limau agar terlihat seperti kue warna-warni. Sebagian besar outfit mereka dilengkapi oleh tas mini berwarna cerah dan juga didukung oleh sandal yang tak kalah unik. Sedangakan cewek bumi adalah wanita yang lebih menyukai warna yang netral. Pakaian yang digunakan mengarah ke warna kalem atau warna tanah. Contohnya, cokelat, krem, sand, army, olive dan warna-warna lembut lainnya. Lalu yang terakhir adalah cewek mamba yang berarti wanita yang sering memakai pakaian serba hitam. Kesannya lebih percaya diri, simpel, elegan, dan lebih kokoh. Setelan yang biasa dipadukan adalah kemeja satin, boots, dan tentunya kacamata hitam.

Berbeda dari sebuah survei layanan konsumen berbasis digital di Indonesia tahun 2022. Outfit hitam menjadi paling digemari dan banyak peminat. Tidak lain dan tidak bukan adalah para remaja. Sebagian besarnya tentu mahasiswa, mereka memilih style berpakaian yang kasual (68%) dan sederhana (73%). Pada sisi lain, untuk sebagian wanita gaya vintage paling banyak disukai, sementara gaya sporty lebih menjadi mayoritas pilihan dari kebanyakan pria.

Tren mode di Indonesia sendiri dapat berkembang karena dorongan dari banyaknya faktor, yaitu sosial media, role model entertainment, dunia bisnis, dan bahkan internet. Dengan adanya pergantian tren fashion setiap tahun atau bahkan bulan, justru mengakibatkan beberapa mahasiswa menjadi konsumtif akan kebutuhan sandang berupa outfit.

Tujuan mereka membeli dan memakai bukan lagi untuk sekedar kebutuhan. Tidak juga sebagai kewajiban, melainkan hanya menjadi ajang adu outfit masa kini yang mengedepankan gengsi dan ego masing-masing. Tuntutan zaman telah meracuni pikiran banyak orang untuk berlomba-lomba menjadi yang paling trendi dan keren.

Tapi tahukah kalian? Ada banyak limbah pakaian dibalik tren fashion glamor yang tidak tertampung jumlahnya. Menurut data survei YouGov, 66% orang membuang setidaknya satu item pakaian per tahun, dan 25% lainnya membuang 10 item pakaian atau lebih. Sedangkan menurut Industry Fashion Waste Statistics Edge Expo (2019), industri tekstil dan pakaian merupakan penyumbang limbah terbesar kedua di dunia setelah minyak. Aliansi Mode Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menyatakan bahwa industri fashion global menghasilkan sampai 10% dari total emisi karbon dunia yang berkontribusi terhadap pergantian iklim. Dampak dari efek tren mode tidak hanya terjadi pada lingkungan melainkani juga kesehatan.

Jadi, sudah seharusnya kita sebagai mahasiswa atau generasi Gen-Z bijak dalam bertindak terlebih lagi dalam menghabiskan uang. Jangan sampai anak terpelajar (mahasiswa) tidak mampu menempatkan diri dengan baik hanya karena terbatas oleh adanya tren mode dunia. Membangun personality dari cara berpakaian memang bagus, tetapi akan lebih baik lagi ketika kita memikirkan dampak yang terjadi secara menyeluruh dan tidak untuk kepentingan diri sendiri.

Meskipun demikian, mengikuti perkembangan tren mode juga penting agar kita tidak tertinggal arus globalisasi dunia. Mengedepankan nilai kesopanan, kenyamanan, dan menghindari perilaku konsumtif merupakan benteng pertahanan yang harus dibangun sejak dini dalam diri manusia terutama mahasiswa.

Tren Mode Menjadi Ajang Adu Outfit Mahasiswa Masa Kini