16 January 2023

Sekelumit Kisah Seorang Santri

Apa itu santri? Pastinya sudah tidak asing lagi dengan istilah santri. Saya ingin berbagi pengalaman ketika saya menjadi santri di Popongan. Santri adalah sebutan orang yang tinggal di pondok pesantren yang tengah mempelajari berbagai ilmu agama dengan para kiai. Sebutan santri tidak hanya ditujukan kepada yang mondok saja, tetapi juga ditujukan kepada siapapun yang berakhlak seperti santri. Sebutan bagi santri laki-laki yaitu santriwan dan bagi santri perempuan yaitu santriwati.

Santri juga merupakan elemen pokok dalam berkembangnya pondok pesantren. Santri itu tidak  hanya mengaji, ada juga kegiatan seperti khitobah, madrasah diniyah, pidato, ubudiyah praktik teori fikih, kegiatan musyawarah dan masih banyak lagi. Metode pembelajaran setiap pondok juga berbeda-beda, tergantung pondok itu termasuk pondok salaf atau modern. Pondok Popongan termasuk pondok salaf yang mempelajari quran dan beberapa kitab diantaranya Nahwu, Shorof, Alala, Syifaul Jinan, Mabadi Fikih, Jurumiyah, Imriti dan masih banyak lagi. Jadi begitu sekilas pengetahuan saya tentang santri.

Kalian penasaran gak sih sama kehidupan di pesantren? Saya dulu tidak berkeinginan untuk mondok, tetapi saya juga berpikir bahwa berpendidikan tidak harus tentang umum saja, tetapi harus belajar ilmu agama kelak menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dan sekitarnya. Saya memantapkan niat, siap menghadapi segala persoalan dan harus rela jauh dari orang tua serta meninggalkan sanak saudara demi tercapainya cita-cita dan membanggakan kedua orang tua. Jadi gini, Saya pernah mondok di Popongan 6 tahun. Pada saat itu santrinya belum sebanyak seperti sekarang. Dulu posisi saya masih menjadi santri baru yang masih perlu bimbingan. Jadi diawal saya mondok bingung, takut karena belum punya teman. Dengan seiringnya waktu, tentunya saya memiliki banyak teman, pola hidup yang tertata dan menambah wawasan. Di pesantren itu ada beberapa kamar yang setiap kamarnya dibuat kepengurusan seperti ketua, wakil, bendahara, sekretaris dan seksi-seksi. Santri itu harus bangun sebelum shubuh dan pastinya belum menjadi kebiasaan bangun lebih awal dari biasanya. Saya mencoba untuk membiasakannya yang awalnya terpaksa menjadi terbiasa.

Biasanya sebelum shubuh itu salat sunah tahajud sembari menunggu adzan shubuh. Salat shubuh, zikir dan tadarus Quran. Ada juga santri tahfiz yang harus menyetorkan hafalannya kepada pengajarnya dan ada juga santri yang mengaji tetapi hanya membaca Quran saja. Nah Setelahnya turun untuk ngantri mandi sembari bercanda menunggu giliran. Misalkan ada yang dapat piket diselesaikan dulu . Jadi dipondok itu ada piket harian dan mingguan yang dibagi menjadi beberapa kelompok tetapi dipilih secara acak. Oh iya, Mandi saja harus ngantri? Hehe iya memang harus ngantri, karena santri itu apapun harus mengantri dan hidup bersama dalam satu atap seperti halnya keluarga sendiri. Nah kemudian bersiap dan bergegas untuk berangkat sekolah. Biasanya sebelum sekolah saya meminta doa restu dan salaman kepada kiai, tetapi semua santri memanggil beliau dengan sebutan bapak. Saya dan para santri lainnya diajarkan kalau bersalaman dengan kiai berjalan jongkok karena itu adab santri kepada para kiai dan sudah seharusnya menghormatinya.

Saya dan teman-teman berangkat sekolah jalan kaki karena jarak antara pondok dan sekolah dekat. Sampai sekolah langsung menuju ke kantin untuk sarapan dan bel pun berbunyi yang memberitahukan bahwa semua siswa harus masuk kelas dan berdoa bersama. Guru datang siap untuk mengajar dan saya memperhatikan beliau menjelaskan. Saya pulang siang setelah zuhur dan segera kembali pondok. Sampai pondok salat zuhur, makan, istirahat, dan ada juga yang tidur. Kalau dipondok ambil makan saja juga dibuat piket agar tidak menimbulkan rasa antara satu sama lain. Sore harinya bersiap untuk salat dan mengikuti madrasah diniyah sesuai kelas masing-masing dan setelah selesai dilanjut kesibukannya dengan mandi, makan, salat dan tadarus Quran seperti biasanya. Jeda sebentar setelah isya dan madrasah diniyah lagi kemudian belajar bagi yang mau belajar, ada juga yang bertukar cerita dan kemudian tidur. Kamis malam membaca surat Yasin, zikir tahlil dan ada kegiatan Al-Barzanji yang diikuti oleh semua santri dan diiringi alat hadrah oleh sebagian santri saja. Suasana malam itu sangat menyenangkan dan tenang dengan alunan shalawat yang dilantunkan bersama. Tidak hanya itu, Jumat para santri libur, tetapi malamnya ada kegiatan khitobah. Jadi dibagi juga kelompok dan tugasnya, ada yang jadi MC pakai Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia, ada yang memimpin tahlil, khitobah di depan banyak orang, shalawatan. Semua itu bertujuan melatih dan mempersiapkan para santri agar percaya diri berbicara di depan banyak orang ketika sudah terjun ke masyarakat atau kembali ke kampung masing-masing.

Oke lanjut, tahun 2022 saya mulai mengajar ngaji santri baru yang dimulai dari hafalan wajib sampai selesai juz amma. Disitu saya hampir menyerah, ternyata seperti ini rasanya mengajar dan memang tidak mudah, tetapi saya jadi tahu bagaimana sabar dan iklasnya para guru mengajar sampai benar-benar bisa. Singkat saja, sebelum boyong atau lebih pahamnya sudah selesai pendidikannya di pesantren, semua santri yang akan boyong diwajibkan untuk imtihan atau ujian pondok. Santri yang lain juga imtihan tetapi berbeda dengan santri yang boyong. Alhamdulillah saya mendapat nilai tertinggi, pastinya saya bersyukur dan sangat berterimakasih kepada para guru, kiai yang sabar dan ikhlas membimbing para santri. Sekian perjalanan saya ketika jadi santri.

Kesimpulan

Jadi santri adalah sebutan orang yang belajar ilmu agama di pondok pesantren dengan para kiai atau seseorang yang berakhlak seperti santri. Santri berproses panjang untuk lebih baik dari sebelumnya, menghadapi segala tantangan dan rintangan dengan sabar dan ikhlas. Semua itu tidak sia-sia, banyak pelajaran yang didapat, bermanfaat dan siap untuk terjun ke masyarakat.

Sekelumit Kisah Seorang Santri