22 December 2022

Peran Literasi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Era Milenial

Oleh : Annisa Ardhiana Eka Putri (Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Arab)

Berbicara mengenai literasi, rasanya asing sekali terdengar dikalangan masyarakat Indonesia. Apalagi masyarakat Indonesia yang sebatas mengetahui literasi itu cukup dengan membaca buku saja. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan literasi?

Dalam perkembangannya, literasi selalu berevolusi sesuai dengan tantangan zaman yang semakin pesat. Pada masa jauh sebelum era milenial, arti kata literasi adalah “melek huruf” atau dapat diarrtikan membaca dan menulis. Sedangkan sekarang, arti kata literasi adalah kemampuan untuk memahami, melibatkan, menggunakan, menganalisis dan mengubah teks. Keseluruhan dari kata literasi tersebut akan merujuk kepada kompotensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar membaca dan menulis.

Menurut UNESCO ”The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization”, Literasi adalah seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana keterampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya. UNESCO menjelaskan bahwa kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk belajar sepanjang hayat. Ketika anda mendapatkan kesempatan yang lebih lama, jangan sia-siakan dengan tidak belajar.

Kemampuan literasi dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas sebuah individu, keluraga, dan masyarakat karena sifatnya yang “multiple effect” atau dapat memberikan dampak yang sangat luas seperti membentuk kepribadian yang menyenangkan, menciptakan suasana damai, memberantas kemiskinan, dan terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Seseorang dapat dikatakan memiliki kemampuan literasi apabila ia telah memperoleh kemampuan dasar berbahasa yaitu membaca dan menulis. Lalu, cara yang digunakan seseorang untuk mendapatkan kemampuan literasi yaitu melalui pendidikan. “Knowledge is power”. Kutipan yang terkenal dari Francis Bacon tersebut mengungkapkan pentingnya pendidikan bagi manusia. Sumber pokok kekuatan manusia adalah pengetahuan. Karena tanpa pengetahuan, manusia tidak mampu melakukan olah cipta. Proses olah cipta terlaksana akibat adanya aktivitas yang dinamakan Pendidikan. Pendidikan adalah sebuah pembeajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

“Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Kutipan dari Ki Hajar Dewantara tersebut artinya memberi contoh, ditengah memberi semangat, dan di belakang memberikan daya kekuatan. Kutipan tersebut memberi pengajaran bahwa pendidikan dan literasi sangatlah penting dalam kehidupan kita. Kemajuan suatu negara tergantung pada pola pikir masyarakatnya. Contoh singkatnya yaitu tingkat melek huruf di suatu negara. Hasil dari aktivitas literasi yaitu berupa tulisan. Tulisan merupakan bentuk rekaman sejarah yang dapat diwariskan untuk generasi penerus bangsa. Selain itu, tulisan juga merupakan bukti sejarah peradaban manusia yang berupa peristiwa, pengalaman, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang ada di masa lampau.

Pada era milenial seperti sekarang ini, khususnya di dunia pendidikan, tulisan sangat diperlukan. Buku-buku pelajaran maupun buku bacaan merupakan sarana untuk belajar para peserta didik di lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Tanpa tulisan dan membaca, proses transformasi ilmu tidak akan berjalan. Hal ini membuktikan betapa pentingnya menulis dan membaca bagi masyarakat. Oleh karena itu, kita harus terus berupaya dan mendorong generasi muda untuk membudayakan literasi.

Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti melalui pembiasaan membaca buku non-pelajaran selama 15 menit setiap hari sebelum pembelajaran dimulai merupakan pondasi bagi keberlangsungan Gerakan Literasi Sekolah yang dirintis oleh Satria Darma untuk dijadikan program nasional. Banyak sekali manfaat dari membaca buku, diantaranya yaitu mendapatkan informasi dan pengetahuan yang luas, mampu untuk memenuhi tuntutan intelektual, meningkatkan minat terhadap suatu bidang, dan mampu meningkatkan konsentrasi. Akan tetapi, melihat hasil survey United Nations Educational, Scientific, and Cultural (UNESCO) pada tahun 2011, indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1000 penduduk yang mau membaca dengan serius (tinggi). Kondisi ini menempatkan Indonesia pada posisi 124 dari 187 negara dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Melihat rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, hal ini tentu akan berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, kita bisa memulainya dari sekolah. Selain itu, banyak juga komunitas literasi di kalangan mahasiswa yang bisa menjadi patokan untuk mencapai tujuan. Berikut beberapa prinsip yang perlu diterapkan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa, serta meningkatkan mutu pendidikan. Antara lain: program literasi yang baik bersifat seimbang, program literasi berlangsung di semua kurikulum, diskusi dan strategi bahasa sangat penting, membudayakan literasi sengan program 6M (Mengamati, Mencipta, Mengomunisasikan, Mengekspresikan, Membukukan, dan Memamerkan).

Sebagai generasi penerus bangsa, kita kaum muda harus bisa berkarya dengan kemampuan dan kreativitas yang kita miliki agar kita tidak ketinggalan dengan negara berkembang lainnya, kita harus bisa menjadi pelopor penggerak kaum muda untuk berkreativitas dengan menjadikan literasi sebagai budaya yang tidak kalah menyenangkan dari budaya luar negeri. Oleh karena itu, kita sebagai generasi milenial jangan pernah berhenti berkarya dan berkontribusi dalam literasi. Baik literasi digital, media, sains, dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka

https://www.ia-education.com/2020/07/10/pentingnya-menanamkan-budaya-literasi-sebagai-upaya-peningkatan-mutu-pendidikan/

https://kabardamai.id/pentingnya-budaya-literasi-untuk-generasi-muda/

https://m.kumparan.com/anitasilvi27/meningkatkan-minat-literasi-agar-menjadi-budaya-milenial-indonesia-1v0Xlhuyuyz

Peran Literasi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Era Milenial