12 October 2022

Mewaspadai Dampak Konsumsi Gula Berlebih

Oleh: dr. Tina (Klinik Syifa Medica UIN RM. Said Surakarta)

Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, tubuh memerlukan sumber energi sebagai bahan baku. Sumber energi tersebut didapatkan dari berbagai jenis makanan dengan gizi cukup dan seimbang yang kita konsumsi sehari-hari, salah satu unsur utamanya adalah gula. Gula merupakan senyawa organik dalam bentuk karbohidrat sederhana, memiliki sifat larut dalam air dan langsung diserap tubuh untuk diubah menjadi energi, yang secara umum jenisnya dibedakan menjadi monosakarida (glukosa, fruktosa) dan disakarida (sukrosa, laktosa, maltosa).

Meskipun memiliki fungsi sebagai sumber energi utama, akan tetapi ketika konsumsinya berlebih, justru akan ada banyak dampak negatif bagi tubuh.

Pertama, konsumsi gula berlebih dapat mengakibatkan insulin menjadi resisten, yaitu tidak mampu menjalankan tugasnya dalam metabolisme gula menjadi energi, menyebabkan terjadi peningkatan kadar gula dalam darah sehingga meningkat pula resiko terjadinya obesitas dan diabetes melitus. Diabetes yang tidak terkontrol dapat memicu munculnya penyakit lain dalam tubuh, seperti penyakit jantung, stroke, katarak, infeksi kulit yang susah sembuh, kerusakan ginjal, sampai adanya gangguan saraf.

Kedua, adanya resistensi leptin menyebabkan tidak adanya rasa kenyang, dimana leptin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel lemak yang meregulasi penimbunan lemak di tubuh dan menyesuaikan antara rasa lapar dengan pengeluaran energi, sehingga terjadi peningkatan berat badan yang tidak terkontrol.

Ketiga, gula yang memiliki sifat mudah diserap dan dicerna oleh tubuh menjadikan adanya lonjakan kadar gula dalam darah dan insulin ketika konsumsinya berlebih, menyebabkan tingkat energi menurun dan menjadi cepat lelah serta kurang energi.

Keempat, mengonsumsi gula berlebih berkontribusi terhadap proses inflamasi. Peradangan tingkat rendah dalam tubuh merupakan faktor kunci dalam terjadinya penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan demensia.

Kelima, gigi berlubang bisa terjadi karena gula berinteraksi dengan bakteri dalam plak sehingga membentuk asam yang mulai memecah email gigi. Kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk dijaga, karena kesehatan gigi dan mulut yang buruk dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, serta berkaitan dengan adanya malnutrisi dan meningkatnya resiko infeksi.

Lantas poin penting yang perlu kita perhatikan agar bisa mencegah berlebihnya konsumsi adalah dengan mengetahui batas aman konsumsi gula harian. Menurut American Heart Association, perempuan sebaiknya tidak mengkonsumi lebih dari 100 kalori tambahan dari gula perhari dan laki-laki 150 kalori per harinya.  Artinya, untuk perempuan tidak lebih dari 25 gr per hari atau setara 6 sendok teh, dan 36 gr untuk laki-laki atau setara 9 sendok teh.  Jumlah tersebut sudah mencakup gula di minuman, makanan, kudapan, dan semua  yang dikonsumsi dalam satu hari. Mengkonsumsi gula harus dilakukan dengan seimbang, dalam hal ini seimbang dimaksudkan bahwa kita harus mengatur intake harus disesuaikan dengan energi yang dikeluarkan oleh tubuh. Energi yang dikeluarkan oleh manusia tidak sama satu dengan lainnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti jenis kelamin, berat badan, usia, dan aktivitas yang dilakukan.

Upaya lain dalam menjaga kesehatan yang tidak kalah penting adalah dengan rutin memantau kadar gula dalam darah. Cek kadar gula darah menunjukkan glukosa dalam darah. Hasil tes dikatakan normal jika kadar gula darah puasa kurang dari 100 mm/dL dan gula darah sewaktu kurang dari 140 mm/dL.

Mewaspadai Dampak Konsumsi Gula Berlebih