23 August 2022

Menelaah Kebahasaan Stand Up Comedy dalam Segi Pragmatik

Oleh: Ridwan Mahendra, S.Pd (Alumnus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Raden Mas Said Surakarta)

Beberapa waktu lalu telah disajikan stand up comedy (komedi berdiri) yang dibawakan oleh komika Egi Argiansyah atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Egi Haw. Komedi yang dibawakan oleh Sang Komika pun beredar luas khususnya di kalangan remaja.

Menarik untuk kita gali bersama maksud dan tujuan komika tersebut dalam membawakan materi yang dapat dikatakan sebagai materi “tepi jurang” dalam segi pragmatik. Sebagai seorang alumnus yang mendapat materi bahasa dan sastra, sangat menarik khususnya dalam hal pesan yang disampaikan oleh komika bagi generasi muda.

Dalam sebuah komedi tersebut, komika Egi Haw memaparkan bahwa generasi muda yang berkecimpung di dunia terlarang (narkoba) namun tidak tertangkap oleh aparat karena faktor ekonomi kurang, sebaliknya pemuda yang “memakai” namun memiliki sosial yang terjamin akan terciduk oleh aparat.

Segi Pragmatik

Dalam sebuah pembelajaran bahasa Indonesia yang didapat ketika di bangku universitas, kata “pragmatik” tentu sudah tidak asing lagi. Menurut Yule (2014) memaparkan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari hubungan bahasa dengan pengguna bahasa. Senada dengan hal tersebut, Cleopatra dan Dalimunthe (2016) menjelaskan bahwa pragmatik merupakan salah satu ilmu dalam bahasa yang mempelajari mengenai cara berkomunikasi dengan baik dan benar.

Dari kesimpulan beberapa pendapat di atas tentu pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan antara konteks luar bahasa dan maksud tuturan melalui penafsiran terhadap situasi penuturnya. Pragmatik dari sang Komika dalam hal tersebut tentu memiliki pesan tersirat bahwa generasi penerus perjuangan bangsa ini harus benar-benar menjauhi apa yang dilarang oleh agama dan negara.

Di sisi lain, inti dari sebuah komedi yang disampaikan oleh komika tersebut untuk instansi terkait bahwa hukum harus merata, artinya setiap orang yang melanggar suatu norma yang berlaku harus memiliki hukuman yang setara tanpa pandang bulu.

Motivasi

Dengan adanya hiburan yang bertajuk komedi berdiri (monolog) yang diperankan oleh pemuda di negeri ini akan memberi inspirasi tersendiri oleh kalangan muda lainnya. Generasi muda yang berkarya dengan hal positif dan membangun, tentu harus patut dicontoh dan dilestarikan oleh kalangan pemuda.

Pemuda bukan hanya sekadar haha-hihi semata, sudah selayaknya generasi bangsa ini “bangun dari tidurnya”. Dengan semakin banyaknya pemuda yang mampu berkarya dan membangun, harapan muncul generasi emas negara ini akan mereka lestarikan di kehidupan kelak.

Kaitan

Dengan adanya komedi yang dipadukan dengan kritik sosial yang membangun, pemerintah negeri ini harus mampu menerima segala kritikan dan masukan dari generasi muda. Bagaimanapun seorang pemuda yang berani mengekspresikan suatu keresahan yang berada di dalam dirinya untuk kepentingan umum harus mendapat apresiasi lebih dari suatu kalangan.

Adanya kritikan yang membangun akan membuat perubahan dalam negeri tercinta, Indonesia. Mengekspresikan keresahan dalam bentuk komedi tentu akan memiliki rasa yang lega dari dalam diri dan demi kemajuan sebuah negara.

Harapan

Semoga dengan adanya sebuah kritikan yang membangun dari generasi muda di negeri ini, instansi negara akan menerima semua kritikan dan saran yang membangun demi mencerdaskan kehidupan yang akan datang. Pemuda bebas berkreasi dengan kreatifitas masing-masing tanpa adanya intervensi di suatu kalangan. Harapannya.

Menelaah Kebahasaan Stand Up Comedy dalam Segi Pragmatik