20 November 2022

Kesenjangan Antara Si Kaya dan Si Miskin yang Semakin Marak di Masyarakat

Oleh : Tyaskita Danyanindhitya (Mahasiswi Prodi Sastra Inggris)

“Si kaya hanya milik si kaya, dan si miskin hanya milik si miskin”

Pernahkah kalian mendengar kalimat tersebut? atau bahkan kalian sering mendengarnya di lingkungan sekitar kalian? Yah, kalimat tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Dunia sekarang ini sedang marak adanya kesenjangan sosial dari segi kehidupan apapun.

Kesenjangan sosial atau stratifikasi sosial sendiri memiliki makna pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Maknanya pembedaan sosial dalam masyarakat ini berkaitan dengan konsep kekuasaan, yakni ada orang yang memang berkuasa atas kelompok orang lain. Tak hanya berkaitan dengan konsep kekuasaan, stratifikasi sosial juga berkaitan dengan konsep status sosial.

Perlu kita ketahui bahwa stratifikasi sosial ini tak hanya terjadi pada kalangan orang-orang penting, malah stratifikasi sosial ini yang marak terjadi pada kalangan kaum menengah kebawah terutama bagi masyarakat wilayah perkotaan. Dalam kalangan masyarakat desa sebenarnya juga ada tapi tidak terlalu mencolok tingkat strata sosialnya. Karena tertutup dengan kehidupan sosialnya yang begitu tinggi. Tapi jika dalam masyarakat perkotaan akan banyak sekali kita menjumpai strata sosial tersebut. Pasti kesenjangan antara si kaya dan si miskin sangat terasa.

Contoh pertama yang dapat kita ambil adalah kehidupan masyarakat di lingkungan kita. Seperti adanya kaum-kaum OKB atau Orang Kaya Baru dalam artian orang tersebut bukan orang yang sudah kaya sejak lahir tetapi kaya karena usahanya sedang jaya atau kaya karena baru mendapatkan warisan. Kaum-kaum seperti itu biasanya memiliki tingkat kesombongan yang tinggi. Mereka memiliki sifat semena-mena dengan kaum yang tidak setara dengan mereka. Padahal jika ditengok kebelakang, mereka juga pernah berada di posisi kaum yang mereka sepelekan. Bahkan, mereka pastinya juga pernah meminta bantuan pada kaum-kaum dibawahnya. Sifat sombong ini sangat meresahkan sebagian warga yang sering disepelekan oleh mereka. Mereka tidak segan-segan dalam mengolok-olok bahkan acuh tak acuh. Jika disapa mereka akan pura-pura tidak memperhatikan. Jika diajak bicara maka mereka akan meremehkan. Sungguh, hal tersebut sangat disayangkan, mereka tidak menggunakan predikat KAYA nya dengan baik.

Contoh kedua kita ambil dari penggalan lirik lagu milik Homicide yang berjudul Barisan Nisan yaitu “Kebebasan yang hanya berlaku di hadapan layar flatron kemajemukan ponsel demokrasi”. Maknanya, kebebasan hanya dimiliki oleh kaum kelas atas, kaum proletar mana bisa menikmati kebebasannya sendiri. Seluruh pergerakan kaum proletar akan senantiasa dibatasi oleh kaum tingkat atas. Di negara Prindavan ini banyak sekali kasus yang melibatkan suara kaum proletar yang tidak didengarkan, mereka selalu diberi tempat untuk mengeluarkan aspirasi tapi tidak pernah digubris. Jadi percuma saja, kaum proletar tak akan pernah bisa merubah negara ini jika dia masih tetap menjadi kaum proletar. Tapi beda lagi jika kaum kelas atas yang mengeluarkan pendapat, sekalipun pendapatnya nyeleneh dan tidak masuk akal, pendapatnya akan tetap terpakai. Karena, mereka memiliki uang dan memiliki kekuasaan.

Lalu apalagi kesenjangan sosial yang nampak pada masyarakat kita?

Dunia sekarang terlalu berpihak pada Si Kaya, apalagi di negara Prindavan ini, selain Si kaya lebih banyak memiliki kesempatan untuk berpendapat, Si Kaya juga lebih banyak memiliki akses terhadap sumber daya, seperti fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan. Orang yang berduit akan semakin mudah dalam mengakses pendidikan, karena mendapatkan pendidikan yang layak di negeri Prindavan ini juga memerlukan biaya yang lumayan merogoh saku. Pendidikan zaman sekarang malah seperti diperjualbelikan, anda memiliki banyak duit? Maka anda akan mendapatkan pendidikan yang elit. Tapi jika anda berasal dari kaum proletar, jangan berharap anda dapat mendapatkan pendidikan yang elit, jangankan elit layak pun sulit didapatkan. Beasiswa pun sekarang juga sulit didapatkan oleh kaum proletar, malah kebanyakan sekarang yang mendapatkan beasiswa adalah anak-anak dari kaum kelas atas. Bukankah seharusnya beasiswa diberikan kepada kaum yang tidak mampu dan berprestasi? Entahlah dunia ini sedang aneh-anehnya. Jadi, jangan heran jika kaum miskin akan semakin miskin. Bagimana tidak, melanjutkan sekolah saja susah apalagi mencari pekerjaan yang hanya memerlukan otak. Lagi-lagi buruh kasarlah yang hanya bisa diraih oleh kaum proletar. Mereka sangat empuk untuk dijadikan budak oleh kaum atas.

Selain minimnya akses pendidikan yang layak, akses kesehatan yang layak pun juga sulit didapatkan oleh kaum proletar. Banyak kaum proletar yang mati sia-sia karena tak kunjung mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak. Beda dengan kaum atas, sakit flu saja mereka bisa langsung membawanya ke rumah sakit besar dan mendapatkan obat yang mahal karena mereka mampu membayar. BPJS pun hanya kalimat omong kosong, tak sedikit orang yang mengeluhkan sulitnya menggunakan BPJS, mereka dibuat bolak balik mengurus rujukan hanya demi merasakan kegunaan BPJS, yang jika ditelusuri lagi, obat yang diberikan oleh pengguna BPJS adalah obat generik. Tapi tak semua kaum proletar memiliki BPJS, banyak kaum proletar yang tidak memiliki penanggung kesehatannya. Banyak juga kaum proletar yang harus menempuh jarak yang cukup jauh demi mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak, itupun jika mereka diterima. Kalau tidak? Ya hanya sia-sia perjuangan mereka menempuh jarak yang jauh tersebut.

Intinya, kesenjangan  sosial ini sangat memberi dampak apalagi untuk kaum miskin, kesenjangan ini perlu tapi hanya untuk konteks tertentu. Jangan semua yang berhubungan dengan masyarakat diberi kesenjangan agar pengamalan Pancasila sila ke-5 lebih merata. Jika kesenjangan digunakan dengan tepat guna, tak akan ada lagi konflik yang menyeret kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin ini. Dan pasti akan berdampak juga pada kedamaian negeri ini.

Daftar Pustaka :

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial

https://genius.com/albums/Homicide/Barisan-nisan

Kesenjangan Antara Si Kaya dan Si Miskin yang Semakin Marak di Masyarakat