24 October 2022

Implikasi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Karakter Anak

Oleh: Atika Rike Arofa ( Mahasiswi Prodi Sastra Inggris )

Anak merupakan titipan dari Tuhan dan juga merupakaan awal mula datangnya kebahagiaan di suatu keluarga. Jadi, sudah sepatutnya orang tua merawatnya dengan penuh kasih sayang dan juga memenuhi amanah sebagai orang tua dengan cara memberikan anak hak-haknya.

Dalam merawat anak perlu pola asuh atau parenting yang baik dan benar. Mengingat anak memiliki sifat yang bermacam-macam dan imajinasi yang tinggi sehingga terkadang anak-anak aktif dan suka bergerak. Apabila kita tidak menerapkan pola asuh yang benar, karakter anak yang seharusnya bisa kita asah menjadi kemampuan malah bisa menjadi gangguan tersendiri bagi mental anak.

Tapi apakah saat ini semua orang tua sudah dapat mendidik anaknya dengan benar? Dan apakah anak sudah mendapatkan hak-haknya? Berapa banyak anak yang merasa nyaman berlama-lama ada di rumah yang seharusnya menjadi tempat pertama kali yang dicari saat anak memiliki masalah. Sayangnya banyak orang tua yang masih lalai ketika mendidik anaknya bahkan masih banyak orang tua yang belum tahu apa itu pola asuh. Banyak anak-anak di luar sana yang merasa kebutuhan batinya belum terpenuhi karena, banyak orang tua yang masih mengabaikan pola asuh yang baik dan benar.

Pola asuh

Pola asuh berasal dari kata pola yang artinya model dan asuh yang artinya menjaga menurut Poerwadarminta (1985:63). Singgih D Gunarsa, pola asuh adalah “sebagai gambaran nyata dipakai orang tua untuk mengasuh (merawat, menjaga, mendidik) anak.  Jadi, pola asuh adalah model atau berbagai cara dalam mendidik, menjaga, dan merawat anak. Orang tua adalah guru dan rumah pertama bagi anaknya jadi, sikap orang tua lah yang pertama kali akan dicontoh oleh anak. Sudah menjadi kewajiban jika orang tua harus selalu membawa anak kepada sikap positif. Dikarenakan pola asuh orang tua lah yang akan membentuk kepribadian anak di masa depan.

Pola asuh memiliki banyak macam dan di setiap macamnya memiliki dampak yang berbeda bagi anak. Ketika anak diasuh terlalu keras dan harus seslalu mengikutai keinginan orang tua, anak akan menjadi seseorang yang susah bergaul dan mudah merasa cemas. Akan tetapi, berbeda saat orang tua mengasuh anak dengan cara memberi anak batasan tapi juga memberi anak pilihan dan mendengarkan pendepat anak. Maka anak akan merasa sangat dihargai sehingga, membentuk karakter yang percaya diri.

 Karakter bukan sesuatu yang bisa diturunkan secara genetik. Oleh karena itu, karakter harus diasah dan dibentuk sejak anak masih kecil bahkan saat masih berada dalam kandungan. Orang tua harus mengarahkan sang anak dan membantu sang anak apabila anak mengalami kesulitan dalam mencari jati dirinya. Tapi apa yang banyak terjadi saat ini, karena minimnya pengetahuan orang tua tentang pola asuh sehingga, saat anak melakukan kesalahan bukan memeberikan anak arahan akan tetapi yang terjadi mereka memarahi anak atas perbuatannya. Seharusnya, mereka lebih fokus mengarahkan  anak kepada sesuatu yang benar daripada fokus terhadap kesalahan anak. Sama seperti saat kita melarang anak melakukan sesuatu semisal “Jangan duduk di atas meja!” saat mendengar ucapan tersebut otak anak menangkap, kenapa aku tidak boleh duduk di atas meja? Apa yang terjadi selanjutnya? Sang anak duduk di atas meja.  Hal ini dikarenakann kita lebih fokus melihat sesuatu yang negatif atau salah. Kemudia apabila kalimat tadi diganti menjadi “Duduk itu di atas kursi”. Anak akan menangkap dan fokus ke kursi jadi, duduk itu harus di atas kursi.

Pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak

Pola asuh orang tua berimplikasi kepada kehidupan anak, terutama karakter anak. Kepribadian bisa berubah jika ada faktor pemicunya seperti, faktor lingkungan, orang sekitar, dan lain-lain. Maka dari itu rumah dan orang tua adalah lingkungan pertama yang anak kenal. Jadi, bagaimana anak diperlakukan di rumah itu akan berdampak bagi kepribadiannya saat anak berada di lingkungan yang lebih luas seperti lingkup masyarakat.

Sebuah penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara pola asuh dengan kemandirian anak. Saat orang tua mengasuh dengan pola asuh positif maka berdampak postif juga bagi kepribadian anak. Begitu juga sebaliknya, jika orang tua menggunakan pola asuh negatif maka akan berdampak negatif pula bagi kepribadian anak. Maka dari itu memperhatikan pola asuh sangat penting, mengingat pola asuh juga tidak lepas dari peranan orang tua. Apalagi di era digital ini peranan orang tua sangat lah penting.

Pada hakikatnya pembentukan karakter atau kepribadian anak tidak terlepas dari pola asuh orang tua. Orang tua menjadi panutan pertama anak, apa yang anak lakukan merupakan cerminan orang tuanya. Oleh sebab itu, kita harus bisa mempersiapkan diri dalam mengasuh anak, bukan sekedar mengasuh saja tapi juga menjadi uswah khasanah bagi anak. Mengingat pola asuh orang tua juga memiliki impak pada psikologi anak. Ketika anak tidak bisa mencapai sesuatu sesuai dengan apa yang orang tua inginkan, bukan berarti mereka gagal seharusnya, sebagai orang tua memberi apresiasi terhadap apa yang mereka dapatkan dan menjadi support system.

Daftar Pustaka

 

Aslan, A. (2019). Peran Pola Asuh Orangtua di Era Digital. Jurnal Studia Insania, 7(1), 20. https://doi.org/10.18592/jsi.v7i1.2269

Bunda Novi. (2015). Cara-cara Mengasuh Anak yang Sering Diabaikan Orang Tua (1 ed., Vol. 1). FlashBooks.

Clarassari Prameswari. (2016). Mengasuh Anak dengan Hati (Vol. 1). Saufa.

Kustiah Sunarty. (2016). Hubungan Pola Asuh Orang tua dan Kemandirian Anak. Journal of EST, 2, 152–160.

Muhammad Fakhruddin. (2022, Agustus 28). Anak Salah Asuh Berpotensi Tumbuh dengan Dampak Negatif. Republika.

 

 

 

Implikasi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Karakter Anak