12 March 2022

"Full Luring, Wisuda Ke-49 UIN RM Said Surakarta Sebagai Wujud “Peran Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dalam Menghadapi Perubahan Iklim"""

*SINAR-* Sabtu (12/3) Bertempat di Boulevard kampus Universitas Islam
Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta, 629 wisudawan mengikuti prosesi
wisuda ke 49 yang digelar secara luring. Lokasi boulevard dipilih karena
memperhatikan arahan dari satgas covid setempat yang menganjurkan untuk
menggelar prosesi wisuda di tempat terbuka. Para wisudawan yang mengikuti
prosesi wisuda juga diwajibkan dalam kondisi yang sehat, dibuktikan dengan
surat tes antigen dengan hasil negatif. Dalam laporannya ketua panitia
wisuda Dr. Imam Makruf, S.Ag., M.Pd melaporkan, wisuda ke 49 kali ini
diikuti oleh 629 wisudawan yang terdiri atas Program Doktor (S3) sejumlah 2
orang, Pascasarjana/Magister (S2) sejumlah 23 orang dan Program Sarjana
(S1) sejumlah 604 orang, terangnya.

-
-
-
-

Sementara itu Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta Prof. Dr. H. Mudofir,
S.Ag., M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan, tema wisuda kali ini adalah
“Peran Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dalam Menghadapi
Perubahan Iklim”. Pilihan tema ini bertujuan untuk mendorong kita
menyadari, mengenali, dan melaksanakan agenda-agenda mitigasi krisis
lingkungan akibat perubahan iklim pada level yang bisa kita lakukan sesuai
fungsi kita sebagai kelompok masyarakat strategis di perguruan tinggi
Islam. Ada tiga ancaman utama umat manusia di masa kini dan masa depan,
yakni: mikroba, perang nuklir, dan perubahan iklim. Tiga ancaman ini
sebagian telah terjadi dan kita rasakan, namun dalam batas-batas tertentu,
telah dapat dilalui meskipun dengan korban-korban yang terus berjatuhan.

Diakui, di setiap umat manusia melewati masa-masa krisis, selalu ada hikmah
yang menyertai, yakni: munculnya kerjasama antar umat manusia secara lebih
baik lagi; ditemukannya sains dan teknologi serta inovasi-inovasi sebagai
respons penanganan krisis. Bagaimana peran PTKIN dimainkan dalam ikut serta
memitigasi krisis lingkungan akibat perubahan iklim? Menurut saya, ada
sekurang-kurangnya tiga tindakan yang bisa dilakukan. *Pertama, *memasukkan
isu-isu krisis lingkungan dan perubahan iklim dalam kurikulum Pendidikan
kita dalam balutan teologis. *Kedua, *mendorong tema-tema riset mahasiswa
baik S1, S2, dan S3 (termasuk para dosen) dengan pendekatan perspektif
lingkungan dan perubahan iklim. Apapun judul risetnya selalu didekati
dengan perspektif lingkungan dan perubahan iklim, dan *ketiga, *terus-menerus
memupuk pandangan dunia komunitas kampus yang responsif terhadap lingkungan
dan perubahan iklim sehingga diharapkan menjadi agen-agen efektif bagi
gerakan mitigasi lingkungan hidup.

Di kesempatan yang baik ini, kami mengajak para wisudawan-wisudawati
menjadi bagian dari proyek visioner global menyelamatkan warisan bumi yang
satu-satunya ini melalui peran kita masing-masing. Seruan yang terkesan
bombastis ini, kelak akan menjadi fakta yang memaksa kita semua saling
bahu-membahu menghadapinya dengan penuh air mata dan kerendahan hati.*
(Zat/ Humas Publikasi)*