19 November 2022

Dampak Ressi Global Terhadap Ekonomi Indonesia

Disusun oleh: Dian Saputri (Mahasiswi Prodi Sastra Inggris)

Resesi global merupakan penurunan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Secara umum, resesi global akan berlangsung selama dua kuartal berturut-turut. Terhitung sejak Perang Dunia II, ada empat resesi global yang pernah terjadi, yakni pada tahun 1975, 1982, 1991, dan 2009. Setiap negara memiliki tingkat keparahan resesi global yang berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan resesi global terjadi. Diantaranya adalah hubungan perdagangan antar negara dan investasi pasar keuangan.

Akhir-akhir ini, resensi global tahun 2023 mulai menjadi perbincangan. Pada tahun 2023, resensi global dapat terjadi pada negara manapun, tak terkecuali Indonesia. Bahkan, Presiden Jokowi sudah mengingatkan perihal kondisi dunia yang sedang berada di dalam ‘awan gelap’. Kemungkinan Indonesia akan mengalami badai resesi pada tahun 2023. Kondisi ini membuat kita menjadi serba salah. Sebab, kita akan dipaksa memilih hal-hal yang pahit, yakni Choose the Lesser of Two Evils. Dimana kita akan berhadapan dengan dunia yang penuh kekhawatiran tentang ekonomi.

Dalam rapat paripurna di Gedung DPR RI, Jakarta (29/9/2022). Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani menyebutkan bahwa negara maju berpotensi mengalami resesi global tahun 2023. Padahal negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa adalah tombak penggerak ekonomi di dunia.

Pada tahun 2022 ini, Indonesia memang masih memiliki ekonomi yang relatif kuat. Namun, perlambatan akan terasa pada tahun depan, yakni tahun 2023. Dengan demikian, resensi global akan  berdampak secara signifikan terhadap ekonomi Indonesia. Oleh sebab itu, ada sejumlah kebijakan yang perlu dilakukan.

Inflasi besar terjadi di US dan Jerman. Dimana adanya pemaksaan Bank Sentral untuk menaikkan bunga. Selain itu, kontraksi ekonomi di Eropa dan AS akan menurunkan permintaan ekspor global. Termasuk negara China dan Indonesia. Kondisi ini akan berdampak buruk pada penurunan harga komoditas. Padahal harga komoditas adalah kunci ‘penyelamatan’ Indonesia dari masalah perdagangan, perlambatan ekonomi, dan penurunan ekspor. Di sisi lain, perang antara Rusia dan Ukraina akan membuat tensi geopolitik harga batu bara menjadi naik. Permintaan ekspor di Indonesia akan mengalami penurunan yang bergantung pada sebab akibat resesi global dan harga batu bara.

Menurut saya, resesi global tidak akan terlalu berdampak buruk pada ekonomi Indonesia seperti Singapura atau negara ekspor lainnya. Sebab, Indonesia memiliki porsi ekspor Produk Domestik Bruto (PDB) yang relatif kecil jika dibandingkan dengan negara-negara ekspor lainnya. Jika nantinya resesi global terjadi, Indonesia harus memiliki integrasi ekonomi global yang bagus. Dengan demikian, kita bisa memulihkan perekonomian negara meski lambat. Jika dilihat dari jalur keuangan, tampaknya dollar AS akan tetap menjadi pelopor uang di dunia. Sebab, pertumbuhan ekonomi di AS lebih baik daripada Eropa. Apalagi adanya Terms of Trade AS yang semakin kuat, sehingga kenaikan bunga juga akan naik lebih cepat dari negara lainnya.

Semenjak terjadinya COVID-19, ekonomi Indonesia mengalami penurunan. Sebab, pemerintah banyak menggunakan dana untuk bantuan sosial masyarakat. Tidak ketinggalan pula beberapa politikus yang korupsi dana pemerintah, sehingga ekonomi Indonesia semakin merosot. Namun meskipun lambat, ekonomi Indonesia berhasil bangkit. Jika resesi global terjadi, ada kemungkinan pembangkitan ekonomi lebih lambat. Hal ini karena Indonesia akan terus waspada terhadap badai resesi global. Apalagi resesi global adalah permasalahan dunia yang tidak bisa diremehkan. Oleh sebab itu, pemerintah harus pintar dalam memilih kebijakan untuk menghadapi resesi global 2023.

Resesi global akan menyebabkan terjadinya penurunan ekonomi secara signifikan. Kondisi ini dapat berlangsung selama lebih dari tiga bulan. Resesi global bisa terlihat dalam Produk Domestik Bruto (PDB), produksi industri, penjualan barang, lapangan kerja, dan pendapatan bersih. Jika Indonesia mengalami kesulitan ekonomi, daya beli masyarakat juga akan ikut melemah. Sebab, masyarakat akan lebih selektif dalam membeli sesuatu. Hal ini karena masyarakat akan lebih memilih memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu.

Dalam kondisi seperti ini, Bank Indonesia  dapat menaikkan bunga yang berfungsi mengendalikan inflasi, menjaga kestabilan rupiah, dan mencegah volatilitas rupiah. Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat dan surplus transaksi menurun. Dengan begitu, Indonesia memerlukan ekspansi fiskal dan moneter yang ketat. Selain itu, BI dan pemerintah harus menerapkan Policy Mix. Dimana pengetatan moneter tidak dilakukan secara berlebihan. Pemerintah juga harus menjadikan program perlindungan sosial sebagai prioritas.

Dengan demikian, perkiraan saya terhadap dampak resesi global bagi ekonomi Indonesia adalah Indonesia akan mengalami perlambatan ekonomi, namun tidak sampai terjadi resesi global. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan harus benar dan tepat. Pemerintah dapat mulai dari membenahi data profil kesejahteraan masyarakat melalui Registrasi Sosial Ekonomi. Akan tetapi, harus dibarengi dengan kebesaran hati pemerintah untuk mengakui adanya agenda pembangunan yang terkategori ingin ditunda sementara.

Daftar Pustaka

Nur Hidayah Perwitasari. 2022. Arti Resesi 2023, Penyebab, Dampak & Kondisi Indonesia Saat Ini. Diakses Pada 16 Oktober 2022 dari Arti Resesi 2023, Penyebab, Dampak & Kondisi Indonesia Saat Ini (tirto.id)

Ahmad Nasrudin. 2019. Resesi Global. Diakses Pada 16 Oktober 2022 dari Apa yang dimaksud dengan Resesi global? (cerdasco.com)

Muhammad Chatib Basri. 2022. Resesi Global dan Pilihan Kebijakan. Diakses Pada 16 Oktober 2022 dari https://www.kompas.id/baca/opini/2022/10/10/resesi-global-dan-pilihan-kebijakan

Dampak Ressi Global Terhadap Ekonomi Indonesia