04 May 2023

Beasiswa sebagai Gerbang Perubahan

Oleh: Rorry Adhiputra Mulle (Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris)

“Where there’s a will, there’s a way.”

Saya mengutarakan opini ini sebab sekarang, banyak mahasiswa kurang peduli dengan adanya program beasiswa yang disediakan banyak lembaga. Tidak sedikit mahasiswa yang hanya memikirkan cara ia masuk kuliah dan lulus tepat waktu tanpa memikirkan tentang keuangan keluarganya. Ada juga mahasiswa yang menginginkan beasiswa, namun tidak terkualifikasi untuk sebagai penerima beasiswa, biasanya pendaftar tidak diterima apabila keluarganya merupakan keluarga mampu, tidak mempunyai berkas yang dibutuhkan, dan juga tidak lolos dalam tes yang diadakan oleh lembaga penyelenggara beasiswa.

Apa itu beasiswa? Beasiswa adalah bantuan keuangan yang diberikan oleh sebuah lembaga kepada seseorang untuk membantunya menjalani pendidikan. Saya banyak menemukan mahasiswa yang membuang kesempatannya mendapat beasiswa. Pada umumnya, beasiswa ditargetkan kepada para pelajar yang berprestasi. Sebenarnya, banyak sekali pelajar yang memenuhi kriteria yang ada, namun saja tidak adanya kemauan untuk setidaknya mecoba mendaftarkan diri pada beasiswa yang ada.

Saya mempunyai dosen yang pernah mengikuti program beasiswa untuk menempuh pendidikannya. Ia mengikuti program beasiswa LPDP, yang mana membuatnya bisa belajar di London, Inggris. Dari hal tersebut, mendapat beasiswa dapat menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi penerimanya, yang mana membuktikan bahwa ia merupakan orang yang berprestasi, apalagi jika mendapat beasiswa untuk belajar di negara lain, saya rasa hal itu merupakan sesuatu yang sangat diinginkan banyak orang.

Banyaknya mahasiswa yang tidak berkeinginan mendaftarkan diri mengikuti program beasiswa dapat disebabkan oleh kemalasan mereka dalam memenuhi persyaratan dan menganggap tahap pendaftaran merupakan hal yang sulit dan rumit. Dan juga ketidak pedulian mereka dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang seberapa besarnya dampak yang diberikan setelah beasiswa itu diterima. Sebagai contoh, saya akan menggunakan Program Beasiswa Indonesia Bangkit oleh LPDP sebagai acuan kita terhadap keuntungan mendapat beasiswa. Pertama, kita akan diberikan uang saku, namun besarannya berbeda untuk tiap beasiswa. Kedua, kita diberikan tunjangan pendidikan, tunjangan ini dibagi menjadi beberapa bagian lagi, seperti tunjangan buku, iuran semester, dan biaya penelitian skripsi. Ketiga, kita diberikan biaya pendukung, biaya pendukung meliputi biaya transportasi, biaya hidup, dan juga asuransi kesehatan. Dan juga ada beasiswa yang memberikan kesempatan untuk belajar ke luar negeri. Kelebihan dari tiap beasiswa berbeda-beda, maka dari itu, kita harus mencari tahu seluk-beluk tiap beasiswa untuk mencari beasiswa mana yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan.

Terlepas dari keuntungan mendapat beasiswa yang saya jabarkan di atas, masih ada saja mahasiswa yang melepaskan kesempatanya. Lebih-lebih pada tahun ini, LPDP membuka beasiswa untuk jenjang S1 dan tanpa dipungut biaya. Namun tetap saja, hanya sedikit mahasiswa yang mendaftarkan diri. Oleh karena itu, pihak LPDP memperpanjang masa pendaftaran selama lima hari. Namun tetap saja yang mendaftar belum bertambah signifikan, sehingga pihak LPDP sekali lagi memperpanjang masa pendaftaran selama beberapa hari. Dari hal ini kita tahu, bahwa masih sangat banyak mahasiswa yang menyia-nyiakan sesuatu yang disediakan, bahkan tanpa adanya pungutan biaya.

Tentu hal ini sangat memudahkan bagi para mahasiswa yang memilikj keterbatasan dalam hal keuangan, seperti yang kita tahu, mahasiswa juga terkenal akan ketipisan dompet mereka. Hal-hal ini sangat membantu walaupun terlihat sepele.

Menurut apa yang saya pelajari dari orang-orang yang saya kenal dan pernah mengikuti program beasiswa, dan juga pengalaman saya sendiri mengikuti seleksi beasiswa, ada banyak hal yang kita butuhkan untuk melewati seleksi-seleksi yang diadakan penyelenggara beasiswa, seperti kelengkapan berkas yang diminta oleh pihak penyelenggara, hal ini merupakan yang paling krusial, yang mana merupakan penentu layak tidaknya seseorang untuk mendapat beasiswa. Lalu ada kesiapan materi untuk menghadapi ujian seleksi, soal yang diberikan memiliki dasar materi yang mirip dengan ujian UTBK, yang mana hal ini merupakan suatu hal yang menguntungkan bagi mereka yang pernah mengikuti ujian UTBK. Dan ada juga kesiapan mental dalam seleksi terakhir, yaitu wawancara.

Pada dasarnya, selalu ada kesempatan bagi kita, yang perlu kita lakukan adalah menggunakan kesempatan itu sebaik mungkin, atau melepaskannya begitu saja, sebab yang akan membentuk masa depan kita adalah kita sendiri. Hindarilah ketidak pedulian, sebab apapun bisa menjadi game changer apabila digunakan sebaik mungkin.

Beasiswa sebagai Gerbang Perubahan